Selasa, 06 Oktober 2015

Esai 1 untuk Bojonegoro Youth Summit 2015



Membangun Pemuda Bojonegoro yang Sehat, Cerdas, Produktif dan Bahagia
Pendahuluan
Charles Taylor berpendapat bahwa filsafat bertugas menjadikan dunia keseharian manusia menjadi the enchanted world (dunia yang memesona), dunia dimana segala hal yang baik didalamnya adalah milik bersama, milik semua (Armanda, 2011:34). Filsafat dalam hal ini merupakan cara pandang kita terhadap kehadiran manusia yang bertanggung jawab menghadirkan dunia yang memesona; dunia yang dirawat, dipelihara, ditata dengan maksud menjadikan dunia tempat berdaya dukung berkelanjutan.
Mimpi yang sebegitu indahnya tentu tak bisa terwujud begitu saja. Ia adalah sebuah bentukan yang di-ikhtiarkan, dimana manusia merupakan subjek yang sangat memegang peran atau kontrol kualitas kehidupan yang diinginkan (bukan ilmu filsafatnya). Peran tersebut tak lepas begitu saja dengan apa yang disebut kualitas sumber daya manusianya yang secara sengaja melakukan usaha-usaha strategis memberdayakan diri agar tercapai keberdayaan yang ujungnya sanggup menciptakan suatu lingkungan yang “memesona” seperti yang dimaksudkan.
Sederhananya, dunia yang memesona akan datang dari adanya pribadi-pribadi yang juga memesona. Umumnya pribadi-pribadi yang memesona merupakan orang-orang yang muncul dari proses panjang pendidikan, baik formal maupun informal. Proses yang memungkinkan bukan hanya meluaskan pengetahuan, namun berbarengan dengan itu, mendalami pengetahuan itu sendiri.
Pribadi-pribadi yang unggul guna ikut menciptakan pembangunan dunia yang memesona dapat dimulai dari pengembangan generasi muda. Mereka umumnya masih memiliki energi yang prima, haus eksplorasi dan penggalian akan pengetahuan dan hal-hal baru. Hanya ada dua pilihan bagi pemuda di era yang jauh lebih menantang saat ini; lurus atau belok kiri. Ke arah lurus apabila pemuda diarahkan pada hal-hal yang mendukung kemajuan dan menunjang tumbuh kembang sehingga telah benar-benar siap dengan kualitas diri untuk kemudian bergabung dalam komunitas masyarakat dan ikut berkecimpung didalamnya sebagai pribadi unggul. Ke kiri apabila pemuda hanya didiamkan potensinya menguap begitu saja, dan bergabung dalam masyarakat luas hanya sebagai “ikan mati” yang hanya sekedar bisa mengikuti arus.
Esai ini ditulis sebagai usaha penulis berpartisipasi dalam forum Bojonegoro Youth Summit 2015. Judul yang dipilih terinpirasi dari jargon andalan Kabupaten Bojonegoro di gapura sebelum masuk kota yang berbunyi “Wong Jonegoro: Sehat, Cerdas, Produktif dan Bahagia”. Jargon ini terdengar sungguh memiliki power dan mencakup semua hal. Kata “wong/orang” kemudian diganti oleh pemuda agar tulisan lebih memiliki objek yang jelas untuk dititik-beratkan pada pembahasan.

Pemuda Bojonegoro
Selayang pandang mengenai keadaan sosial pemuda Bojonegoro mungkin memang tak jauh berbeda dengan pemuda-pemudi dari kota tetangga seperti Lamongan, Nganjuk Ngawi, Tuban dll, namun akan sedikit kalah kualitas jika dibandingkan dengan kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang. Dari intermezzo diatas penulis mencoba menebak dan merasa ada beberapa pemuda Bojonegoro yang telah mampu berpikir lebih maju, mereka kemudian berjejaring dengan sesama mereka yang juga berpikiran sama dengan tujuan untuk memantik perkembangan pemuda Bojonegoro. kemudian terciptalah forum Bojonegoro Youth Summit 2015 sebagai wadah pemuda menyampaikan gagasan perubahan menuju Bojonegoro yang lebih matoh (bahasa orang Bojonegoro untuk menggambarkan suatu hal yang hebat).
Pembangunan pemuda Bojonegoro yang sehat, cerdas, produktif dan bahagia harus dilakukan secara bersama-sama oleh berbagai elemen, termasuk pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintahan yang berperan mendukung iklim pengembangan. Namun pada akhirnya semua pendukung iklim tumbuh kembang akan kembali lagi pada diri pemuda sebagai pelaku pengembangan diri. Berikut adalah gagasan yang dikemukakan oleh penulis:
a.       Peningkatan religiusitas.
Pada poin pertama ini penulis mencoba mengulik sisi kehidupan beragama di Bojonegoro. Agama tentu saja sebagai tempat sandaran vertikal sekaligus benteng moral bagi pemuda yang berfungsi layaknya kompas penunjuk arah. Peningkatan ukhuwah keberagamaan sangat perlu dilakukan guna menjaga kerukunan bermasyarakat. Perbaikan masing-masing individu pemuda bisa dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga dan lingkungan sekitar sebagai penanam nilai-nilai. Kemudian agama sebaiknya jangan dilihat dari segi parsial, dikotak-kotakkan untuk kemudian digolong-golongkan. Perbaikan moral dan nilai melalui agama bertujuan untuk memantapkan individu pemuda dengan akhlak baik untuk kemudian bergabung dalam komunitas pemuda atau masyarakat yang lebih luas. Sebagaimana yang diyakini penulis, tujuan utama Tuhan mengajarkan agama kepada makhlukNya tak lain adalah untuk bermanfaat dan berbuat baik bagi sesama.
b.      Peningkatan minat baca buku
Parameter utama dari majunya sebuah peradaban dimulai dari banyaknya para pelaku peradaban yang membaca buku. Di Bojonegoro, sangat sulit menemukan perpustakaan, atau setidaknya toko-toko yang menjual buku-buku bagus dan lengkap seperti di kota-kota besar. Buku tampaknya tak begitu popular di kalangan pemuda-pemudi Bojonegoro. Akan sangat sulit menemukan seorang teman yang gemar membaca buku dari Bojonegoro. UNESCO menyatakan minat baca pemuda Indonesia berada pada rating 0,01, yang artinya bahwa tiap 1000 individu hanya 1 yang gemar membaca (Jawa Pos 12 Oktober 2015, hlm. 15). Peningkatan minat baca khususnya di Bojonegoro bukan hanya sekedar harus digalakkan, lebih dari itu, dipropagandakan secara massif dan bergelombang. Bukan hanya baliho-baliho politik pada musim pemilu, propaganda peningkatan minat baca pemuda Bojonegoro harus ditempatkan pada posisi yang sama pentingnya. Kita sudah sama-sama hapal diluar kepala bahwa bangsa-bangsa kuat diluar sana memulai pembangunan besar mereka dari buku-buku dan perpustakaan. Albert Einstein mengatakan lewat salah satu tulisannya, “Satu-satunya tempat yang tak boleh terlupakan adalah letak perpustakaan”. Kemudian salah satu bapak bangsa, Mohammad Hatta juga berpendapat sama mengenai betapa pentingnya buku-buku; “aku rela dipenjara asal bersama buku, karena bersama buku aku bebas!”
Diperlukan upaya yang ekstra kuat untuk penyebarluasan peningkatan minat baca. Parameter keberhasilan yang ditawarkan memang masih kabur, namun bayangkan betapa asyiknya jika suatu saat kita melihat banyak pemuda-pemudi Bojonegoro bersantai di alun-alun dan taman kota diwaktu senggang dengan menggenggam dan membaca buku. Propaganda peningkatan minat baca harus dikemas dalam promosi yang menarik, yang kemudian menjadi pekerjaan rumah kita bersama, sampai akhirnya nanti membaca buku benar-benar menjadi iklim dan budaya yang baku dalam usaha menjadikan pemuda Bojonegoro yang cerdas.
c.       Seni
Pramoedya Ananta (tokoh sastra nasional) dalam salah satu tulisannya menuliskan demikian; “orang bisa jadi mendapatkan gelar kesarjanaan apapun, tapi tanpa mencinta sastra, mereka hanya tinggal hewan yang pandai”. Pada poin ke-3 ini penulis mencoba membawa suatu hal yang bersifat abstrak yakni seni. Saat membahas seni, yang terlintas dalam pikiran orang adalah berupa sesuatu yang indah. Seni bagi penulis adalah sebagai wadah ekspresi, penghibur atau juga bahkan sebagai tempat pelarian yang baik. Seni dalam hal ini diartikan seluas-luasnya; melukis, musik, tari-tarian, rupa, kriya, sastra, puisi, fotografi, semua yang mengandung unsur keindahan. Seni dapat berperan sebagai penghalus moral, penjaga kelestarian budaya dan penyampai rasa. Mengenai seni, angkat semua yang ada di Bojonegoro untuk dikompilasi dan diperkenalkan juga secara massif pada pemuda dan warga Bojoneogoro umumnya agar mengenali kesenian asli bumi Angling Dharma. Mari berbudaya dan berkarya melalui kesenian menuju Bojonegoro bahagia.


d.      Olahraga
Menjadi pemuda yang baik tentu saja tak hanya ditunjang dari otak cerdas dan hati yang halus, melainkan juga berdasarkan jasmani yang sehat. Melalui idiom mensana in corporesano, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, kita akan sama-sama membentuk pemuda Bojonegoro yang kokoh fisiknya. Keadaan di Bojonegoro masih sangat baik dalam bidang keolahragaan. Tak seperti di kota-kota besar, di Bojonegoro masih banyak sekali tersedia lapangan dan ruang terbuka bagi pemudanya berkumpul dan berolahraga terutama pada sore hari.
Hal yang perlu dilakukan adalah untuk meningkatkan level olahraga dari pemuda, khususnya di desa-desa. Para pengambil kebijakan bisa mendata desa-desa yang membutuhkan alat-alat olahraga seperti misalnya bola sepak atau voli, jaring net, atau apapun tergantung keadaan wilayah dan kegemaran spesifik pemuda pada tempat tertentu, kemudian diperbantukan. Hal ini dirasa sangat perlu. Olahraga di sore hari atau di hari libur misalnya, akan sangat dapat membawakan manfaat. Pemuda dapat saling berinteraksi dengan teman-teman sebayanya yang kemudian dapat menumbuhkan jiwa gotong-royong dan kerukunan, bersenda gurau, meningkatkan sportifitas dan menguatkan mental, dan masih banyak manfaat lain. Dan dengan berolahraga lapang, pemuda tak akan menjadi canggung dan kuper. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini begitu marak permainan-permainan online lewat gadget. Tak masalah sebenarnya, tapi penulis merasa permainan seperti ini lebih banyak membawa dampak negatif. Pemuda tak lagi senang bersosialisasi dengan kawannya, tak lagi memliki rasa greget kompetitif seperti yang pernah dirasakan pemuda dulu-dulu. Dengan menggiatkan olahraga juga, kita bisa menangkal munculnya “generasi merunduk”, generasi yang gadget-sentris karena selalu terpusat pada gadget masing-masing. Pemuda Bojonegoro harus sehat dan kuat jasmani maupun rohaninya. Meminjam jargon pak Soeharto, Bojonegoro mempemudakan olahraga dan mengolahragakan pemuda. Salam olahraga!
e.      Beladiri
Mempelajari beladiri sama pentingnya bagi penguatan mentak maupun fisik pemuda. Penulis pernah dengar celetukan seorang ibu-ibu penjual kopi di warung saat sedang bersantai; “le ati-ati jaman saiki ora kaya biyen, bocah sekolah saiki wi lo sik kalah sopan karo wong ngarit jaman biyen. Saiki akeh wong pada gampang nge-cilakani wong liye, mula kowe kudu ati-ati ngger…” zaman sekarang banyak orang mudah mencelekakan orang lain hanya untuk kepentingannya, seperti itu inti omongan ibu-ibu penjual kopi. Kalimat tersebut memang dirasa tepat. Mudah saja membuktikannya, saat kita melihat televisi pasti mudah kita dapati berita-berita kriminal dan sebagainya. Beladiri, sebagai usaha pemuda untuk menjaga dan melindungi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan dirasa sangat tepat untuk dimunculkan dalam gagasan ini. Mengenai beladiri, penulis pernah menuliskannya di blog dan dapat dibaca disini; abintaraisme.blogspot.co.id/2014/09/tips-bela-diri-praktis.html?m=1
Ada banyak pilihan baladiri yang bisa ditekuni seperti contohnya Pencak SIlat, Karate, Taekwondo, Kungfu, Wushu, dl jenisnya. Untuk beladiri, penulis memberi kredit khusus kepada Pencak Silat, karena Pencak Silat merupakan seni beladiri asli dari Indonesia. Bukan bermaksud mendiskreditkan jenis beladiri lain, namun memang silatlah beladiri non-impor yang ketangkasan beladirinya masih tetap prima. Bahkan pemeran film The Raid, Yayan Ruhiyan berani menyatakan; “kami tidak berusaha mengenalkan silat kepada dunia, karena dunia sudah tahu bagaimana kualitas beladiri para pesilat. Kami justru ingin mengenalkan Silat kepada pemuda-pemuda Indonesia, karena silat sedikit demi sedikit mulai tidak lagi diminati generasi muda negeri ini”.
Keberadaan Silat sebagai beladiri asli Indonesia memang kian meredup dikarenakan berbagai faktor. Penulis mengamati beberapa perguruan Silat di Bojonegoro sering terlibat tawuran antar perguruan. Dampak dari tawuran ini adalah munculnya stereotipe di masyarakat bahwa Silat hanya memunculkan perkelahian demi perkelahian. Memang tak sepenuhnya salah, tapi tak sepenuhnya juga benar. Kalau diamati lebih dalam, setiap perguruan Silat mengandung ajaran-ajaran yang justru sangat baik bagi para pesilatnya. Gagasan yang ditawarkan adalah dengan memunculkan wawasan menjaga perdamaian yang disiagakan oleh aparat penjaga keamanan yakni TNI dan Polri. Gerakan TNI-Polri masuk latihan dan memberikan nasihat juga wawasan hukum mengenai untung rugi belajar beladiri dan perkelahian dirasakan adalah solusi yang baik. Tentu saja dibutuhkan kerjasama dan pengawalahan dari pihak-pihak terkait. Semoga Pencak Silat khususnya dan beladiri umumnya tumbuh subur dan makin jaya di bumi pendekar, Bojonegoro.
f.        Traveling
Berpergian atau traveling memang bukan hal yang mencolok untuk tumbuh kembang pemuda, namun tetap sedikit banyak akan membawa manfaat. Mereka yang sering berpergian biasanya memiliki wawasan yang luas, makin mudah bergaul dan supel, pandai menyesuaikan dengan kondisi bahkan disaat situasi tak terduga, dan berjiwa petualang. Seperti salah sebuah bait dalam syair Imam Syafi’I; “orang berilmu tidak tinggal diam di kampung halaman, berpergianlah seperti anak panah yang meninggalkan busur”. Adalagi puisi dari Jalaluddin Rumi; “berplesiran membawa kekuatan dan cinta kembali pada jiwa setiap insan yang berpikir”. Jadi, tidak ada salahnya berpergian ke suatu tempat asalkan membawa manfaat. Ke museum, ke pantai, gunung, wahana atau tempat-tempat indah lainnya. Jadilah traveler yang bijak dan rasakan kemudian manfaatnya. Penulis ingin berbagi sedikit dengan pembaca yang budiman mengenai salah satu pengalaman kecil dalam usahanya mengenal Bojonegoro lebih dalam, bisa dilihat disini; abintaraisme.blogspot.co.id/2015/08/bojonegoro-social-adventure.html?m=1
g.       Iklim wirausaha
Salah satu parameter dari negara maju yakni minimal 20% dari total penduduknya berwirausaha. Di Indonesia jumlah penduduk yang berwirausaha belum lebih dari 5%. Mohon maaf tak dapat mencantumkan sumber karena keterbatasan memori di otak.
Mendorong pemuda-pemuda yang mempunya jiwa wirausaha sangat perlu dilakukan di era globalisasi seperti saat ini, terlebih dalam usaha kita bersama menyambut zona dagang bebas Asia Tenggara (MEA). Ada banyak alternatif di bidang wirausaha. Pemuda dapat mengembangkan produk inovasi kreatif, yang pada saat ini dapat dengan mudahnya dipasarkan melalui banyak sosial media. Sayangnya untuk wirausaha penulis tidak mempunya basic yang kuat sehingga hanya dapat menyampaikan kulit dari inti gagasan yang lebih spesifik. Pekerjaan rumah yang akan disongsong pemuda Bojonegoro dalam pertemuan Bojonegoro Youth Summit 2015.
h.      Berjejaring
Membangun jaringan atau networking antar sesama pemuda mengandung nilai manfaat yang sangat besar. Pembentukan komunitas-komunitas penunjang tumbuh kembang pemuda akan membantu pemuda-pemuda mengeksplorasi dan mendalami bidang-bidang yang diminati. Dalam komunitas nantinya pemuda akan saling berbagi pengetahuan, saling menguatkan dan mengoreksi kekurangan-kekurangan yang belum disempurnakan dari tiap bidang yang diminati.
Berjejaring, bertemu dan saling membantu bersama teman-teman untuk menjadi lebih baik tentu akan sangat seru dan mengasyikkan.

Penutup
Demikian gagasan-gagasan yang diungkapkan diatas, semoga membawa manfaat walaupun masih terlalu luas. Penulis pernah menuliskan sebuah esai dengan tema yang hampir mirip pada kompetisi menulis esai merayakan 70 tahun UNESCO. Tulisan tersebut dapat dibaca disini; abintaraisme.blogspot.co.id/2015/06/project-beacon.html?m=1
Tulisan dalam esai ini adalah hasil kontemplasi yang kemudian terkristal dalam susunan kata per kata dan kalimat. Penulis pribadi merasa tulisan ini terkesan sedikit absurd dan bias, dengan fokus yang pecah kemana-mana. Namun demikian tulisan ini merupakan gagasan paling jujur dan orisinil yang mampu ditulis oleh penulis guna ikut berpartisipasi dalam pembangunan dunia yang lebih baik dan Bojonegoro khususnya sebagai seorang pemuda. Salam…

4 komentar:

  1. Engage in the excitement of sports betting with a wide range of options available on the 91club sports platform.

    teen patti raj brings the traditional Indian card game to life with its immersive gameplay and exciting features, providing players with hours of entertainment and strategic challenges.

    Experience the thrill of online betting and gaming on the go with the convenient and user-friendly 91club app.

    Experience the thrill of Sic Bo gaming at 7cric sic bo, where playe`

    BalasHapus
  2. Registering with 24kbet register is a simple process that grants players access to a world of exciting betting opportunities and promotions, allowing them to enjoy a thrilling and rewarding gaming experience.

    BalasHapus