Senin, 18 Mei 2015

Bukan Mati tapi Mengangungkan Hidup

Rama Cluring mengangkat dagu tinggi-tinggi, mukanya telah berkilat-kilat karena keringat. "Ada kalanya katak berlompatan dikejar ular, ada kalanya dia mati kena terkam. Namun sebagian terbesar dari hidupnya yang pendek dia mengagungkan hidup, bukan mati. Mengerti kau apa maksudku? Boleh jadi kau sedang menunggu-nunggu datangnya kata-kataku yang bisa memperluas hatimu. Puh! Rama Cluringmu ini bukan pengluas hati."
(Pramoedya A. T., Arus Balik. Hlm. 535)
Melalui Rama Cluring dan kiasannya dalam buku ini, Pramoedya menceritakan tentang zaman kejayaan nusantara pra abad 16 dengan Majapahitnya, tentang praja-praja dan ksatrianya, tentang pemikiran dan pengetahuannya, keagungan kapal-kapal dan armada perangnya dibawah umbai-umbai merah putih yang mempersatukan nusantara. Sebuah epos besar dari seorang penulis besar!

Rabu, 13 Mei 2015

Dalam Senja

Engkau dan aku duduk diatas batu
sama-sama memandangi takjub kabut tipis-tipis di kejauhan sana
engkau bercericau riang, bercerita mengenai senja
dan aku diam saja...

Engkau menunjuki pohon, gemunung, rumputan, burung, matahari, langit
dan aku diam saja...

Engkau mengernyitkan dahi dan mengomel merajuk tentang kebisuanku
dan aku diam saja...

Engkau kemudian diam,
dan aku masih diam saja...

Minggu, 10 Mei 2015

Saking Gersangnya

Sore ini memang sedang gabut, materi bimbingan teknis Upaya Kusus dalam rangka pencapaian target swasembada Pajale (Padi Jagung Kedele) tak kunjung selesai.
Aku melongok keluar jendela, betapa saat itu kurasai jiwa sedang kering dan gersang. Kerinduan akan teduh dan jujurnya alam menyelinap diam-diam dalam hati. Hanya bisa menggambar dan sedikit berimajinasi, semoga bisa segera terbang bebas kembali dalam pelukan alam raya...