Kamis, 30 April 2015

Diskusi 30 April

Sore tadi ada seorang teman berkunjung ke kontrakan, namanya Aris Indallah. Dia teman baikku, junior di organisasi, senior dalam pendakian, lawan dalam diskusi dan penggalian ilmu-ilmu baru. Malam sebelumnya Aris mengirimkan pesan ke aku bahwa untuk sorenya dia akan main untuk diskusi dan minjam buku. "Mas, ada bukunya Tan?" begitu tanyanya, dan langsung kujawab ada, main saja besok sore ke kontrakan.
Sore ini kami berdiskusi banyak hal mengenai seorang Tan Malaka, mulai kehidupannya, pemikiran, sikap, ideologi, riwayat hidup juga kemudian merembet ke hal-hal lain dari yang penting maupun tak kalah tak pentingnya. Pembahasan mengenai Tan Malaka ini kurasa memang sangat tepat dilakukan sore ini, karena esoknya 1 Mei adalah Hari Buruh. Tak dapat disangkal memang, Tan adalah seorang kader ideologi sosialis yang selalu menggenggam tinggi cita-cita kesejahteraan para buruh. Ideologi Sosialisme-Komunisme dicetuskan oleh Karl Marx di akhir abad 19 di Jerman. Didasari dari ketimpangan ekonomi yang semakin hari semakin menjurang dalam antara si buruh dan pemilik modal (kaum kapitalis). Ideologi yang ditulisnya dalam Das Kapital kemudian menghasilkan sebuah manifesto yang melegenda itu. Dan Tan Malaka yang hidup pada zaman pergerakan tak kalah kecipratan sebuah ideologi yang berbahaya namun menurutku tak kalah bercita-cita mulia saat diambil intisari yang baik-baiknya saja itu.
Menarik membahas dan mengkupas tuntas semua mengenai Tan Malaka, kami menghabiskan waktu hampir dua jam, dan itupun kurasa belum semua pertanyaan tuntas terjawab. Diskusi kami begitu berapi-api, Aris menanyakan apa yang dia ingin ketahui mengenai Tan Malaka dan aku menjawab dan memberi semua pengetahuan yang pernah kupelajari dan ingat dari buku-buku yang pernah dibacai dengan tak kalah berapi. Aku senang ada seorang teman yang walaupun dengan dadakannya menanyakan dan ingin mengetahui lebih dalam tentang pahlawan Indonesia. Ketika kutanya mengapa begitu mendadak, jawab seorang Aris karena malam sebelum berkunjung saat iseng browsing Youtube dia banyak mendengar mengenai Tan Malaka disebut-sebut, karena penasarannya datanglah dia padaku untuk mendengar pula apa yang kuketahui tentang Tan Malaka. Terakhir kusuruh Aris bawa buku Madilog (Materialisme Dialektika Logika) dari rak bukuku. Buku Madilog ini buku yang benar-benar legendaris yang ditulis oleh seorang datuk Tan Malaka, pahlawan Indonesia paling berjasa yang paling tak dikenal (begitu banyak orang menyebutnya). Akan sangat memakan waktu lama saat membicarakan mengenai Tan Malaka, namun kujamin waktu lama yang ditempuh akan sangat berharganya karena yag dibahas merupakan orang yang tak main-main ngeri sepak terjangnya!
Sore itu aku merasa luwes menyampaikan ke Aris segala pengetahuanku, pundakku terasa ringan dan otak tak terbelenggu rasa-rasanya karena dihari itu juga pada paginya telah kuselesaikan sidang skripsi (ujian komprehensif). Meskipun belum selesai dan lulus benar, setidak-tidaknya aku puas  dengan hasil kerjaanku. Ujian skripsi kuselesaikan dalam waktu tak kurang dari sejam, dari jatah "pembantaian" yang diberikan yakni dua jam. Mungkin kalau boleh sombong ini adalah ujian kompre tercepat di sejarah Fakultas Pertanian UB, huaaaaahahahaha... Tak hanya itu, bolehlah berbangga sedikit karena pak Dekan sendiri pengujiku yang meminta file skripsi dan jurnalku untuk dimasukkan dalam jurnal internasional yang sedang disusunnya, lumayan nama "Abintara" besok eksis di skripsi-skripsi hahaha songong.
Demikian saja catatan ini, bulan ini adalah bulan sibuk dengan hanya berhasil apload dua tulisan tak mutu di blog ini. Semoga semua urusan segera selesai dan semangat dan cita-cita untuk menulis dan jadi penulis senantiasa menyala.
Sebagai penutup, selamat hari buruh 1 Mei 2015, semoga sejahtera untuk semua...

"Labour from all lands, unite!"
Buruh dari seluruh dunia, bersatulah!
(Pesan tertulis di makam Karl Marx)


Sabtu, 11 April 2015

Ada Hutang

Akhir-akhir ini banyak sekali yang harus kuselesaikan. Skripsi sudah mendekati akhir, tinggal sidang. Aku jadi harus selalu aktif ke kampus mengecek perkembngan terkini, juga konsultasi dengan dosen pembimbing. Banyak juga kegiatan di luar kampus, nongkrong dan bermain bersama teman, juga sibuk menyendiri selami buku-buku tulisan Pram, karena itu aku jadi jarang menulis. Ah piciknya aku.
Kedepan masih banyak hal yang harus kutulis, 3 catatan perjalanan pendakianku belum juga kutulis, Butak, Merbabu, dan Penanggungan. Setelah sidang akan kukerjakan. Ada juga catatan-catatan kecil berupa paper untuk bahan bacaan teman-teman di organisasi. Sudah terpikirkan judulnya, tinggal eksekusinya yang masih menunggu waktu. Kemarin juga sempat dapat kabar dari seorang teman yang sedang ngopi dengan salah satu penerbit buku lumayan ternama, dan aku ditawarinya untuk jadi penulis, belum juga terpikirkan untukku menulis sebuah buku. Boro-boro buku, paper yang hanya beberapa lembar saja sulitnya untuk selesaikan minta ampun. Tawaran ini akan tetapi sedikit banyak memberi cambuk buatku untuk terus menulis. Untuk sempat bermimpi? Pastilah aku sempat. Ingin juga ciptakan buku seperti Multatuli dengan Max Havelaar-nya, hash ngigau haha.
Setelah April, aku akan kembali menulis.
Ayo Tuhan, beri aku kekuatan berimajinasi...