Sabtu, 21 Juli 2018

Filsafat Secangkir Kopi



Seorang Profesor berdiri di kelas filsafat. Saat kelas dimulai, sang dosen mengambil toples kosong dan mengisi dengan bola-bola golf. Kemudian ia berkata pada para mahasiswanya, “apakah toples sudah penuh?” Mereka setuju!

Kemudian sang Profesor menuangkan batu koral ke dalam toples, mengguncangnya dengan ringan hingga batu-batu koral mengisi tempat yang kosong diantara bola-bola golf. Kemudian ia bertanya pada para mahasiswanya, “apakah toples sudah terisi penuh?” Mereka setuju!

Selanjutnya sang dosen menabur pasir ke dalam toples, tentu saja pasir menutupi semuanya. Profesor itu sekali lagi bertanya, “apakah toples sudah penuh?” Mereka setuju!

Lalu dia menuangkan secangkir kopi ke dalam toples dan secara efektif kopi mengisi ruangan kosong diantara pasir. Para mahasiswa tertawa...

“Sekarang aku ingin kalian memahami, bahwa toples ini mewakili kehidupanmu! Bola-bola golf adalah hal-hal penting. Tuhan, keluarga, anak-anak dan kesehatan. Jika yang lain hilang dan hanya tinggal mereka, hidupmu masih tetap utuh!!”

Suasana kelas jadi sunyi...
Batu-batu koral adalah hal-hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah, mobil dll. Pasir adalah hal-hal sepele. Jika pertama kali yang kalian masukkan ke dalam toples adalah pasir, maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral dan bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu, you won’t had enough space for things that matters in life if you spend your energies for unnecessaries, kalian takkan punya ruang untuk hal-hal penting dalam hidupmu jika kau habiskan energi untuk hal-hal sepele.

Kelas dalam keadaan khidmat...
“Berilah perhatian untuk hal-hal penting yang menjadi bahagiamu. Bermainlah dengan anak-anakmu, bercanda dengan isteri dan ajak keluar makan malam atau sekedar mampir ke toko buku, luangkan waktu untuk olahraga dan check up kesehatan. Berikan prioritas terlebih dahulu kepada bola-bola golf, things that matters in life, baru kemudian urus pasirnya. Renungkan!”

Kelas mendadak hening yang tak biasa, mereka langsung mencoba mereka-reka dan mendaftar hal-hal apa saja yang penting dalam hidup. Kemudian salah satu mahasiswa mengangkat tangan dan bertanya, “lantas kopi mewakili apa, Prof?”

Profesor tersenyum, “aku senang kau bertanya. Itu untuk menunjukkan pada kalian, bahwa sekalipun hidupmu tampak sudah terasa sangat penuh, usahakan agar tetap selalu ada waktu dan tempat buat secangkir kopi bersama SAHABAT...”




Disadur dari buku “Bukan untuk Dibaca” karya Deassy M. Destiani
Bab 6. Kerja, Subbab 10: Dahulukan yang Paling Penting
Tentu saja masih banyak foto coffee time temn-teman yang belum terapload


 
 
 

Sabtu, 07 Juli 2018

I AM A MARRIED MAN



Sudah lama tak apload di blog, tulisan ini kutulis dengan status yang telah berubah. Tak lagi single, sekarang aku pria yang telah menikah. Adalah Pradita Arisgi W., bidadari anggun yang telah kupinang. Tanggal 25 Februari 2018 lalu, kuucap janji untuk insyaAllah sehidup sesurga bersamanya.
Menikah adalah ibadah yang indah, insyaAllah. Bagimana tak indah, cukup memegang tangan pasangan dengan penuh rasa syukur pada Tuhan saja bisa jadi penggugur dosa-dosa. Kami tak butuh waktu lama untuk segera memutuskan menikah, dan puji syukur Allah telah berikan kekuatan pada langkah kami untuk ikuti perintah sunnah RasulNya. Walau banyak duri, demi kebulatan tekad beribadah kepada Allah, kami menikah. Peralihan dari haram ke halal, layaknya orang yang telah berpuasa seharian lalu berbuka.
Begitu banyak bertebaran dalam surat Al-Qur’an yang menganjurkan seorang pemuda untuk segera menikah, begitu pula junjungan kita Muhammad SAW dalam hadist yang bertebaran dan dari apa yang telah manusia paling mulia itu contohkan bagi ummatnya. Salah satu ayat Al-Qur’an tentang anjuran menikah yakni:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak menikah dari hamba laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan jadikan mereka mampu dengan karunia-Nya...” (QS. An-Nur, 24:32)

Dari  Anas bin Malik, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:
“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya, oleh karena itu hendaklah ia bertakwa (pada Allah) untuk separuh yang tersisa...”

Begitu mulianya ibadah menikah sehingga Allah berulang kali sebut kebaikan menikah dalam ayat kitab suciNya. Juga perhatikan kalimat Rasulullah diatas, bahwa menikah berarti penyempurna separuh agama. Separuh? Ya, penyempurna separuh agama seorang mukmin. Oleh karena menikah adalah ibadah yang mulia, maka dianjurkan bagi seorang mukmin untuk segera menikah. Khalifah Umar bahkan menyindir keras pemuda yang tak menyegerakan menikah: “Aku heran dengan pemuda yang tak segera menikah, padahal Rabb-nya telah menjanjikan kekayaan dari pernikahan”. Dalam riwayat lain, khalifah Umar juga dawuh: “Tak ada yang menghalangimu menikah kecuali kelemahan (syahwat) dan kemaksiatan (ahli maksiat)”.
Namun begitu, karena menikah juga adalah ibadah yang lama, diperlukan keteguhan hati yang kuat untuk putuskannya. Dan menikah bukan tentang mampu dari segi finansial atau lainnya, karena Allah akan ‘mampukan’ siapa saja yang hendak menikah karena semta-mata mencari ridha Allah dari yang halal. Alhamdulillah, kami sudah merasakannya.
Makanya, yukk buat para pemuda/i, daripada pacaran ndak jelas, langsung aja segera putuskan mau lanjut halalkan atau pilih tinggalkan. Pegangan tangan sama pacar dosanya ngalir tak hanya buat pelaku tapi juga buat orang tuanya, lha kalau pegangan tangan setelah menikah bisa jadi pahala dan penambah rahmat Allah pada kita dan keluarga. Pilih hakikikan cintamu atau ingin berlama-lama membujang, pilihan selalu dikembalikan kepada kebaikan. Dan semoga yang berniat nikah namun belum diketemukan, agar Allah segera pertemukan dengan jodohnya.
Kami ingin membangun keluarga yang baik berlandaskan nilai agama dan ilmu pengetahuan. Tentunya kemapanan finansial juga dibutuhkan, insyaAllah Allah kasih rezeki yang cukup. Kami bercita-cita punya 3 anak, hehe, dan akan dididik agar jadi anak yang takwa pada Allah dan Rasulnya, sayang orang tua dan keluarga, tangkas otak fisik dan mentalnya, bermanfaat bagi ummat dan bangsa. Impian kami, and we are now working on it. Biar Allah yang maha menentukan yang putuskan, semoga Allah meridhai, Bismillah...

“Tidak sempurna ibadah seorang pemuda sebelum mereka menikah!”
-          Umar Ibn Khatthab

Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf 'syin' maka hukum bacaannya adalah Ikhfa' Haqiqi. Apabila aku dan bapakmu salaman akad didepn penghulu, maka hukumnya adalah Cinta Haqiqi, eaaa...
 
  
Kalo kata mas Fabian udah mirip bung Karno, wakaka

  
Bani Lasmidi
 
Dulur-dulur PSHT
BNI BRO
My boss at office, Mrs. Titik & Family
 
 
 
  
 
 
 Santai setelah nikah, pacaran halalan thayyiban...