Jumat, 08 Juli 2022

BEYAZID SHALADDIN ABRAR

Sebelum tulisan ini terbit, tulisan tentang Kinara yang dulu masih kupanggil adek sekarang sudah menjadi seorang kakak. Tak menyangka juga Kin-Kin akan menjadi kakak secepat itu, tapi seperti itulah rezeki dari Allah SWT. Tanggal 26 November 2021, perubahan status adek menjadi kakak untuk Kinara dimulai, petualanganku bersama isteri sebagai orang tua pun bertambah seru dengan hadirnya satu tambahan personil yang Cute-nya Overload: BEYAZID SHALADDIN ABRAR… 

     Bundamu telah lama nantikan tanggal rilismu, hampir 40 minggu kamu didalam tempat persembunyian paling nyaman rahim ibumu, dan jumat pagi adalah harinya. Ayah sedang mau berangkat kerja saat bundamu rasai getaran cinta darimu pada perutnya. Segera ayah bundamu berangkat ke RS Mitra Keluarga Waru. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan medis, diputuskan bahwa kau harus lahir dengan operasi dikarenakan tensi darah yang tinggi dan gejala pre-eklamsia. Memang tidak seperti yang kami harapkan untuk dapat lahirkanmu normal karena kedua kakakmu juga lahir dengan normal, namun apapun itu kami terima asalkan kau dan bundamu selamat. Kurang lebih Pkl. 15.00 kau lahir ke dunia, dan ayah segera menyambutmu dengan suara adzan di telingamu didampingi oleh para dokter yang berwajah lega. 

         Namun tak seberapa lama berselang situasi berubah tegang, ternyata bundamu harus berjuang lebih lama lagi dengan pendarahan serta varises di dinding rahim. Ayah tak begitu paham istilah medis, tapi yang kutahu bundamu sedang tidak baik-baik saja, dia sedang bertaruh nyawa di ruang operasi sana. 2 kantong darah dan serangkaian operasi harus dilakukan, dr. Niken yang mengampu persalinanmu bilang ke ayah kemudian bahwa bundamu telah stabil. Sempat timbul hipotesis agar rahim bunda diangkat,tapi... orang tuamu masih muda, mungkin saja kami punya rencana untuk tambah personil lagi, begitu pikir beliau. 

         Hari itu terasa panjang, bunda harus dirawat di ruang ICU dan tak boleh ditunggui, aku tidur saja di mobil berjaga andai bundamu perlu sesuatu. Kau tahu nak, bundamu berjuang sekuat tenaga di garis antara hidup dan mati, kelak kau harus berbakti padanya dengan takdzim yang dalam! Hari-hari yang berlalu selama 8 hari setelahnya di rumah sakit terasa sangat panjang. Bundamu harus dirawat super intensif. Berbeda dengan kakak-kakakmu, kali ini bundamu benar-benar KO. Maafkan ayahmu yang sesekali kehilangan kesabaran dalam penantian untuk segera bawa kalian pulang. 

        Syukur Alhamdulillah tepat malam 3 Desember di hari lahir ayahmu 29 tahun yang lalu, kita bertiga bisa pulang. Ayah ingat kita mampir McD dulu buat cari camilan, kasihan bundamu seminggu lebih “mondok” di RS. Hari-hari setelah itu berjalan dengan baik tanpa ada masalah berarti sampai tiba saatnya bundamu mengeluh demam dan perut terasa sakit. Kembali bundamu harus dirawat lagi ke RS Mitra Keluarga sejak tanggal 23-27 Desember 2021. Diagnosis tim medis mereka adalah karena typus, tapi sepertinya terasa janggal. Berbagai macam antibiotik disuntikkan dalam tubuhnya untuk lawan bakteri, tapi tak kunjung tunjukkan perbaikan. 

         28 Desember 2021 kami putuskan untuk dirujuk menuju RSUA (Rumah Sakit Universitas Airlangga) karena ada dokter spesialis yang juga sebagai wali murid bundamu mengajar di sekolah, dr. Aldika. Sehari dalam observasi beliau dan tim medis RSUA, ternyata infeksi bakteri telah menyebar ke seluruh rahim dan harus dilakukan operasi pengangkatan rahim keesokan harinya agar tak mengancam nyawa bundamu. Sesak dadaku tak kunjung hilang, semacam hati rasanya koyak saat operasi berlangsung, tak kunjung henti air mata mengalir walau kuperintah diri untuk tegar dan tak menangis, makin kuperintah hati untuk tegar, makin otak kasih perintah tak sinkron dengan mauku agar tak menangis, kali pertama ayahmu menangis di depan umum, sesenggukan walau berhasil disembunyikan! Ayah sempat memprotes takdir Tuhan, pertanyaan “dari sekian juta orang yang ada, kenapa harus kami yang alami ini?” namun akhirnya kami berdamai dengan keputusan Tuhan, Allah memang seperti itu Nak, punya hak prerogatif yang tak bisa dibantah (tapi bisa untuk sesekali dipertanyakan dalam ruang diskusi filsafat dengan diri sendiri), DIA menguji siapa yang mau diuji.

        Dari rahim itu kakakmu Yasma lahir dan tiada, dari rahim itu kakakmu Kinara lahir dan melengkapi dunia orang tuamu, dan dari rahim itu pula kau lahir dan menutup kesempurnaan dunia kami. Ayah tak mau mengingat pilunya peristiwa itu, tapi lewat tulisan ini yang mudah-mudahan kelak kau membacanya, kuharap kau dapat rasai perjuangan bundamu. Berbaktilah padanya dengan takdzim yang dalam! Singkat cerita operasi berjalan lancar, bundamu tak rasai lagi sakit dan demam pasca dilakukan pengangkatan. Namun pe-er masih harus berlanjut: pemulihan. Kala itu bundamu benar-benar dalam titik terlemahnya, untuk berdiri saja tak sanggup, untuk makan, buang air dll kesusahan setengah mati. Bundamu sempat dinyatakan boleh pulang oleh dokter, tapi dua minggu berselang kembali harus lagi dirawat di RSUA akibat luka pasca operasi (13 sd. 28 januari 2022). Bayangkan saja, operasi pertama saat lahirkanmu dan kedua pengangkatan Rahim. Imajinasikan bagaimana sakit dan kacaunya perut bundamu. 

        Besok kau harus berbakti pada bundamu nak, sungguh kalau kelak dewasa kau berani durhaka padanya, ayah takkan ragu buat memukulmu bahkan sampai rontok gigimu sekalipun. Ayah tak mampu detil mengingat perjuangan panjang tersebut, hanya ini yang kumampu ingat, dan kau serta kakakmu sudah lebih dulu dibawa ke desa rumah mbah putri dan kung di Bojonegoro saat bundamu menjalani banyak waktunya berjuang melawan rasa sakit di RS. Kalian dirawat beberapa waktu lamanya disana. Ingat-ingat itu juga ya nduk-le, besok saat kalian sudah tumbuh besar, ayah punya firasat kalau kalian akan miliki keterikatan mendalam dengan rumah kung dan uti, kampung halaman tempat ayahmu tumbuh dibesarkan. Dan terima kasih pula untuk Yangma, om Nopan dan bicun yang ikut banyak membantu di masa prihatin kemarin, tentu tak mampu kami hitung jumlah kebaikan mereka yang tak terkirakan.

         Akhirnya tulisan ini harus ayah cukupkan. Tulisan tentang perjuangan panjang bunda dan ayahmu untuk sempurnakan kebahagiaan rumah kita dengan hadirnya personil penutup. BEYAZID SHALADDIN ABRAR, karena ayah suka baca sejarah, namamu ini diambil dari nama Sultan masa kekhalifahan Utsmani yakni Beyazid I yang dijuluki "Lightning Thunder" karena kecepatan dan ketangguhannya di medan perang dalam syiar agama Islam, kemudian Sultan Salahuddin Al-Ayyubi sang pembebas Damaskus yang legendaris, dan Abrar berarti orang yang berbakti. 

         Saat tulisan ini ditulis, kamu berumur 7 bulan, ayah menulisnya sambil tungguimu yang sedang pulas tertidur. Kakakmu sedang didapur masak bersama mbah putri, seperti biasa: jadi seksi sibuk, dan pahlawan paling heroik dalam tulisan ini, bundamu, kondisinya sudah jauh membaik dan dalam tahap akhir proses penyembuhan luka. Mudah-mudahan kalian berdua tumbuh jadi anak yang berbakti, tangguh, bermanfaat dan bawa kebaikan untuk dunia dan akhirat. Allahumma aamiin… 

 Dan akhirnya, ayo berpetualangggggggggg!! 




 Bojonegoro, 09 Juli 2022