Selasa, 10 Maret 2015

Tentang Berjalan

Akhir-akhir ini aku kembali ke kampus setelah sekian lama menjalankan penelitian. Kampus tak seperti dulu, ada sedikit yang berubah. Tidak tentang bangunannya, atau tentang pertaturan, yah mungkin hanya jalanan yang jadi lebih padat dari biasanya, dan juga sulitnya mendapatkan tempat parkir. Ada yang berbeda, semua orang berjalan lebih lambat, semua orang terlihat terlalu sering menggunakan handphone atau alat komunikasi lainnya.

Saat menuju ke kantin dengan jalanan lorong utama antara gedung FP dan HPT, sedikit harus mengerem langkah karena harus ngantri dengan orang didepan. Tapi saat di jalanan, bahkan dijalanan kampus sekalipun, astaga pengendara motor ugal-ugalan dengan laju kencaang, padahal juga banyak pejalan kaki disekitarnya. Why everybody walks so slowly, but drive like hell??? Tentunya ini sebuah ironi. Bagaimana ya menyampaikannya, tapi kurasa ini benar sebuah hal yang bertentangan. Tidakkah mereka punya sesuatu yang harus segera diselesaikan saat berjalan lambat? Tidakkah mereka peduli dengan keselamatannya sendiri atau kselamatan orang disekitarnya (pejalan kaki atau pengendara lainnya)? Yahh namanya juga budaya. Tapi kenapa orang Jepang dan orang-orang luar yang kulihat di tivi-tivi itu jalannya cept dengan langkah yang lebar ya? Mungkin itu sebabnya peradaban mereka jauh lebih maju dari kita, karena mereka punya "greget" untuk segera melangkah, karena itu? Bisa saja, makes sense...

Aku ingat kalimat Abraham Lincoln, "I'am a slow walker, but i never walked back!"
Yahh terserah lah kalian mau berjalan cepat atau lambat, ini hanya tentang pilihan saja. Aku sudah memutuskan akan berjalan cepat namun teliti...
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar