Rabu, 23 April 2014

Pada 22 dan 23 April

Tanggal pertama diatas mengacu pada hari bumi, yang dirayakan oleh semua orang yang tinggal diatas bumi. Mungkin tidak semuanya, hanya beberapa saja dan barangkali hanya sekedar ucapan tanpa aksi nyata. Memang benar semakin banyak orang mengerti betapa penting peringatan hari bumi ini, karena bumi kita semakin panas, semakin sumpek, banyak bencana alam, banjir, cuaca tak menentu, pohon-pohon semakin sedikit, pembakaran hutan baik disengaja atau karena ‘kemauan’ dari alam itu sendiri, tidak seperti beberapa dekade lalu saat bumi belum ‘marah’. Aku berfikir sejenak, dan muak, melihat ucapan-ucapan yang bertebaran dan membanjiri timeline di banyak social media mengenai orang-orang sok suci yang barangkali mencari perhatian dengan sok-sokan dan gaya-gayaan mengucapkan “Selamat hari bumi”, “cintai bumimu blab bla bla…” segala macam jenisnya. 
Tentunya kita sadar dan maklum betul bahwa hanya sekedar ucapan walaupun sampai mulut berbusa-busa pun tidak akan memberi efek bagi bumi,. Mereka semua yang memberi ucapan belum tentu masih bisa selalu membuang sampah pada tempatnya. Boro-boro mau buang sampah ditempat, hanya sekedar anjuran halus saja lo orang yang negur pasti bakalan kena damprat. Yang kita butuhkan adalah tindakan nyata. Ya, hanya satu, tindakan nyata. Aku sendiri tidak mengucapkan selamat blab la bla pada waktu itu, walaupun aku tau kalau tidak bias berbuat setidaknya mengingatkan. Bagiku hari bumi bukan hanya pada 22 April saja, tapi setiap hari adalah hari bumi, setiap hari adalah hari pangan, setiap hari adalah hari tani, setiap hari adalahhari buruh, setiap hari adalah hari ibu, setiap hari adalah hari kemerdekaan 17 Agustus. Di hari bumi ini, aku berkomitmen kalau memang tidak bias ‘mengembalikan’ setidaknya jangan merusak bumi. Aku tidak pernah buang sampah disembarang tempat, sekecil apapun itu. Putung rokok, plastic kecil, apapun itu akan selalu aku buang pada tempatnya. Jika jauh dari tempat sampah, masukkan dulu ke saku, tak peduli kotor, setidaknya aku tidak ingin terus-terusan memperkosa bumi. Ada prinsip, bahwa manusia yang membuang sampah sembarangan, sekecil apapun itu, mereka lebih rendah dari sampah. Ini kata-kata originalku, apa kalian setuju kalau kata-kataku ini keren?
 Kemudian tanggal kedua mengacu pada hari buku. Berbicara mengenai buku tentu kita semua tahu bahwa buku bukanlah hanya tumpukan kertas, tapi lebih dari itu, buku itu untuk dibaca, buku untuk menerangi hati dan otak, buku adalah cahaya hidup. Realitanya sekarang banyak anak-anak kuliahan meremehkan buku, sibuk dengan game online atau tugas-tugas perkuliahan yang menghisap walaupun memang itu kebutuhan ‘terpaksa’ mereka untuk mengerjakan. Kurangnya minat baca buku ini sangat disayangkan, aku sendiri juga baru sadar bahwa buku sangatlah penting. Membaca buku itu menyenangkan, obat galau, nambah perbendaharaan kosakata baru, dan yang paling penting adalah bahwa seseorang yang menenteng buku kemana-mana dan membacanya terlihat jauh lebih keren. Aku ingin terlihat keren, aku harus rajin-rajin baca buku, aku tak takut dibilang sok pinter jadi pelahap buku, karena membaca buku bukan hanya aktivitas sampingan tapi lebih dari itu adalah kebutuhan. Berikut adalah quote dari seseorang keren yang suka membaca buku : 
 Selama toko buku ada selama itu pula pustaka dapat dibentuk kembali, kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi (Tan Malaka, Madilog)


Aku rela dipenjara asal bersama buku, karena bersama buku aku merasa bebas (M. Hatta) 
 Biarpun kita adalah penjahat bukan berarti kita tidak harus membaca buku, membaca buku itu menyenangkan! (Tsukishima, Bleach) 
 Tiada artinya buku jika tidak ada yang membaca (Levy, Fairy Tail)
Sudahlah, apa yang aku tuliskan dalam tulisan ini adalah luapan kemarahan dan kebencian kepada kalian, tidak tahu kata ‘kalian’ ini ditunjukkan untuk siapa. Pada akhirnya aku tau bahwa aku hanya seorang diktator yang utopis. Dan hei, bukankah aku keren?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar