Jumat, 21 Agustus 2020

KINARA BALQIS SAJJADI

 

Tulisan ini untuk dek Balqis, ayahmu yang tulis ini, suatu saat nanti adek akan membacanya. Aku masih ingat, tanggal 3 Desember 2019 bertepatan dengan hari lahir ayahmu, hari pertama kali bunda dan ayah mendengar detak jantungmu dari mesin USG. dr. Dewi Arofah namanya, dokter baik hati yang selalu ramah yang dampingimu dari awal hingga lahirmu ke dunia. Singkat cerita pada ahad kliwon 28 Juni 2020, waktu kandunganmu umur 38 minggu sekian hari, sejak subuh perut bundamu sudah agak krenyeng-krenyeng, tapi kami pikir hanya mual seperti lalu-lalu. Malam sebelumnya, ayah rasai keinginan untuk potong rambut, kupikir andai besok kamu lahir ayah akan bertemu kamu dalam keadaan rapi dan parlente. Bunda juga berpikiran ingin segera ketemu kamu, sampai ‘mbatin’ berdoa semoga hari senin esok lahir, ee ternyata hari ahad kamu sudah mbrojol aja dek…

 Perjuangan antarkanmu lahir ke dunia sungguh penuh pengorbanan. Alhamdulillah proses persalinan normal berlangsung dengan cepat, pkl 14.10 di RSI Jemursari Surabaya kami sudah bertemu denganmu, penantian sepanjang hidup kami. Masalah muncul saat kau tak langsung menangis, badanmu biru beku tak bergerak sejaripun, dan hati kami serasa mau meledak bagai bom atom Hiroshima-Nagasaki menanggung keadaan ini, masih jelas diingatan bagaimana sakitnya ditinggal kakakmu Yasma, namun dr. Dewi bergerak sangat sigap. Dengan komandonya dibantu oleh ibu-ibu bidan disana, adek diberi pertolongan pertama dengan tabung oksigen. dr. Dewi menggerak-gerakkan badanmu perlahan, mulailah kemudian terdengar tangisanmu pelan, badanmu berangsur menghangat. Bundamu masih menjalani perawatan, sedang aku bergegas menujumu. Saat ayah memanggilmu, kau langsung menangis kencang. Ibu-ibu bidan menyuruh ayah kasih kau semangat, memanggil-manggilmu seperti hari-hari sebelumnya saat ayah memanggilmu ketika masih dalam kandungan, kemudian mereka menyuruh ayah kumandangkan adzan untuk adek. Allahuakbar Allahuakbar, adzan menyambut lahirmu ke dunia, Allah maha besar!

Ini Foto pertama yang berhasil bundamu jepret, waktu itu yang boleh masuk ruangan hanya bundamu saja
Ini foto pertamamu, dijepret oleh bunda. Saat itu yang boleh masuk hanya bunda saja, dan sebenarnya ndak boleh foto sih sama perawatnya. Bundamu sukses menjalankan misi rahasia, 100 buat bunda...

Gendongan pertama ayah untuk dek Balqis

 Setelah lahir, kami tak dapat langsung berkumpul denganmu. Selama 9 hari lamanya kau harus dirawat intensif di ruang bayi khusus bersama dr. Zahrah Hikmah, nafas beratmu harus dibantu CPAP oksigen tekanan tingggi untuk bersihkan flek di paru-paru, kadar bilirubinmu harus turun dulu, gula darahmu harus naik dulu, banyak sekali pe-er kita dek. Saat ibu lain yang baru melahirkan dibawakan bayi oleh para bu bidan ke ruangannya, kami selalu berharap itu kau, tapi ternyata tak pernah. Kau tak pernah keluar dari ruanganmu. Saat kami iseng karena bosan sambil menunggu waktu bergulir, kami cek media sosial. Disana banyak selliweran orang-orang ramai pamer foto bersama anak-anak kecil mereka. Ayah dan bundamu nelangsa, sampai kami berkomitmen untuk takkan sering-sering mengeksploitasi kebahagiaanmu dengan mem-post ke laman medsos pada khalayak ramai kalau nanti adek sembuh dan tumbuh lucu, takut andai ada yang hatinya susah karena anaknya sakit sama dengan apa yang kami rasai, atau saat ada yang sedang dalam penantian lama menunggu kehamilan dll. Pelajaran buat kita untuk tidak sering mem-post kebahagiaan, takut sebabkan hasad di hati orang lain. Sembari harap-harap cemas dan tak lupa berdoa kami memohon keselamatanmu pada Allah. Juga dengan sedekah, meminta doa kepada mereka yang kita kenal maupun tidak, karena kita takkan pernah tahu doa siapa yang akan dikabulkan, barangkali doa pasukan kuning pembersih jalanan kota Surabaya atau doa tukang becak yang sedang menanti penumpang di bawah terik cuaca musim panas. Ini pelajaran hidup buat kami, dan juga buatmu besok saat sudah bisa bacai tulisan ini, walau dalam lapang atau sempit sekalipun kita jangan lupa sedekah!

Postingan ayah di Instagram, ashar menjelang kepulanganmu...


Mau berangkat cek lab, pake baju astronot dulu

Wajah melas setelah disuntik buat uji darah di laborat, kaciannn

 Alhamdulillah syukur adek bisa pulang, walau masih harus kontrol ke dokter dan bolak-balik cek lab. Kami husnudzan aja walau kasihan, berdoa kelak adek jadi dokter, sekarang sudah belajar sejak dini sudah disuntik-suntik, thorax dll. Sungguh bila tanpa Allah dek, kita ini tak punya kuasa apapun. Puluhan juta biaya yang kami keluarkan untuk kesembuhanmu, biaya yang tak sedikit untuk tabungan ayah-bunda yang hanya cukupan. Tetapi Allah kasih pertolongan, semua biaya gratis dibantu kantor ayah, hal yang buatku berterima kasih masih dapat bekerja dan jadi motivasi makin semangat bekerja apalagi ditengah situasi sulit Pandemi Corona ini. Perjuangan tak usai sampai disitu, kami harus cari tempat untukmu pulang. Saat itu situasinya sulit, ayah-bundamu baru pindah dari rumah kontrakan ke kos, tak mungkin untuk pulangkan kau ke ruangan sesak dan pengap berpetak 3x4 m yang kuduga jadi penyebab sesak nafasmu karena bunda tak bisa hirup udara segar. Rumah ayah-bundamu belum selesai dibangun, kontraktornya mengaku terlambat akibat Pandemi. Mau pulang ke mbah yut Sidoarjo kondisinya tak memungkinkan, mau pulang ke rumah mbah Kung Bojonegoro tapi adek masih harus kontrol lab, perawatan dll. Akhirnya kami bawa kau pulang ke rumah teman bunda yang kebetulan belum ditempati, baik sekali tante Rani dek, semoga Allah kasih kemudahan buat mereka ya. Kau besok harus banyak terimakasih sama mbah uti dan bibi Cunis (disingkat bicun) nak, juga sama om Nopan. Mbah Uti dan bicun yang lagi hamil tua tungguimu terus tiap hari, saat aku harus menepi seminggu karena badan KO apalagi ditengah pandemi, mbah uti dan bicun ada disana siaga satu temani bundamu. Mbah uti yang sedari awal bolak-balik Sidoarjo-Surabaya buat gantian sama ayah tungguin kamu dan bunda di RS, yang juga sambil rawat mbah kung Hadi selalu siap ada, bicun yang sedang hamil tua, mampu gendong dan ladeni tangisanmu sambil gemes-gemesi kamu. Om Nopan juga banyak bantu bundamu, antarkan waktu cek lab, carikan keperluan rumah dll. Berterima kasihlah yang banyak pada mereka nak, dan kelak berlaku baik serta hormati mereka dengan takdzim, dengarkan nasihat mereka. Kalau tak salah kurang lebih 14 hari kita disana, sampai bisa benar-benar pindah memulai hidup baru dengan personil baru di rumah baru, bersama-sama. Bismillah mampukan kami ya Allah…

 KINARA BALQIS SAJJADI, demikian doa yang kami selipkan dalam namamu. Mulai dari nama tengah, Balqis adalah ratu Saba yang diceritakan dalam Al-Qur’an jadi permaisuri Sulaiman as. Kami berdoa kau akan bijaksana, berpengetahuan luas dan mendalam, miliki power, berkecukupan dan berkemampuan, layaknya Balqis isteri Sulaiman sang penggenggam dunia, Balqis adalah representasi dari dunia seisinya. Sajjadi adalah sajadah yang tergelar, dimanapun apapun kapanpun bagaimanapun kita harus banyak bersujud berdoa dan selalu beribadah kepada Allah SWT Tuhan yang maha luas karunianya. Nama ini juga terinspirasi dari nama Menteri HAM dan Pemberdayaan Perempuan salah satu negara adidaya di timur tengah. Sajjadi representasi dari akhirat. Dan terakhir tapi pertama, Kinara adalah titik temu. Titik temu yang mengingatkan kami antara dunia dan akhirat, titik temu dari kebahagiaan yang selama ini kami cari, titik temu jawaban dari penantian kebahagiaan mbah kung mbah putrimu. Kau adalah titik temu kami nak, titik temu untuk makin banyak bersyukur. Pada namamu kami titipkan doa kepada Allah…

 Tulisan ini ayah rampungkan di kampung halaman ayah, rumah mbah putri dan mbah kungmu. Sudah sebulan adek disini, selapan dan aqiqah disini. Enak sekali suasannya, udaranya segar, banyak pohon rindang, hamparan sawah luas, langit biru, sedikit kendaraan, ramah-ramah penduduknya. Tapi yang lebih penting, adalah tempat keluarga besar ayah disini, mereka selalu ada, the best pokoknya. Besok kita harus sering-sering sambangi mbah putri dan mbah kung ya dek.

 

Besok kita sudah harus balik ke Sidoarjo, memulai hidup bertiga disana. Pesan mbah kung mbah putri dan doa seluruh keluarga menyertai, semoga adek sehat, pinter, ndak rewel (kalau rewel kasihan bunda),jadi anak manis kata mbah kung, tumbuh kembang dengan baik. Aamiin ya Rabbal alamiiin…

Kanor-Bojonegoro, Jumat 2 Muharam 1442 H

 

 

Ttd

Your Proud Mom & Daddy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar