Membangun
Pemuda Bojonegoro yang Sehat, Cerdas, Produktif dan Bahagia
Pendahuluan
Charles Taylor berpendapat bahwa
filsafat bertugas menjadikan dunia keseharian manusia menjadi the enchanted world (dunia yang
memesona), dunia dimana segala hal yang baik didalamnya adalah milik bersama,
milik semua (Armanda, 2011:34). Filsafat dalam hal ini merupakan cara pandang
kita terhadap kehadiran manusia yang bertanggung jawab menghadirkan dunia yang
memesona; dunia yang dirawat, dipelihara, ditata dengan maksud menjadikan dunia
tempat berdaya dukung berkelanjutan.
Mimpi yang sebegitu indahnya tentu
tak bisa terwujud begitu saja. Ia adalah sebuah bentukan yang di-ikhtiarkan,
dimana manusia merupakan subjek yang sangat memegang peran atau kontrol
kualitas kehidupan yang diinginkan (bukan ilmu filsafatnya). Peran tersebut tak
lepas begitu saja dengan apa yang disebut kualitas sumber daya manusianya yang
secara sengaja melakukan usaha-usaha strategis memberdayakan diri agar tercapai
keberdayaan yang ujungnya sanggup menciptakan suatu lingkungan yang “memesona”
seperti yang dimaksudkan.
Sederhananya, dunia yang memesona
akan datang dari adanya pribadi-pribadi yang juga memesona. Umumnya
pribadi-pribadi yang memesona merupakan orang-orang yang muncul dari proses
panjang pendidikan, baik formal maupun informal. Proses yang memungkinkan bukan
hanya meluaskan pengetahuan, namun berbarengan dengan itu, mendalami
pengetahuan itu sendiri.
Pribadi-pribadi yang unggul guna
ikut menciptakan pembangunan dunia yang memesona dapat dimulai dari pengembangan
generasi muda. Mereka umumnya masih memiliki energi yang prima, haus eksplorasi
dan penggalian akan pengetahuan dan hal-hal baru. Hanya ada dua pilihan bagi
pemuda di era yang jauh lebih menantang saat ini; lurus atau belok kiri. Ke
arah lurus apabila pemuda diarahkan pada hal-hal yang mendukung kemajuan dan
menunjang tumbuh kembang sehingga telah benar-benar siap dengan kualitas diri
untuk kemudian bergabung dalam komunitas masyarakat dan ikut berkecimpung
didalamnya sebagai pribadi unggul. Ke kiri apabila pemuda hanya didiamkan
potensinya menguap begitu saja, dan bergabung dalam masyarakat luas hanya
sebagai “ikan mati” yang hanya sekedar bisa mengikuti arus.
Esai ini ditulis sebagai usaha
penulis berpartisipasi dalam forum Bojonegoro Youth Summit 2015. Judul yang
dipilih terinpirasi dari jargon andalan Kabupaten Bojonegoro di gapura sebelum
masuk kota yang berbunyi “Wong Jonegoro: Sehat, Cerdas, Produktif dan Bahagia”.
Jargon ini terdengar sungguh memiliki power
dan mencakup semua hal. Kata “wong/orang” kemudian diganti oleh pemuda agar
tulisan lebih memiliki objek yang jelas untuk dititik-beratkan pada pembahasan.
Pemuda Bojonegoro
Selayang pandang mengenai keadaan
sosial pemuda Bojonegoro mungkin memang tak jauh berbeda dengan pemuda-pemudi
dari kota tetangga seperti Lamongan, Nganjuk Ngawi, Tuban dll, namun akan
sedikit kalah kualitas jika dibandingkan dengan kota-kota besar seperti
Surabaya dan Malang. Dari intermezzo diatas
penulis mencoba menebak dan merasa ada beberapa pemuda Bojonegoro yang telah
mampu berpikir lebih maju, mereka kemudian berjejaring dengan sesama mereka
yang juga berpikiran sama dengan tujuan untuk memantik perkembangan pemuda
Bojonegoro. kemudian terciptalah forum Bojonegoro Youth Summit 2015 sebagai
wadah pemuda menyampaikan gagasan perubahan menuju Bojonegoro yang lebih matoh (bahasa orang Bojonegoro untuk
menggambarkan suatu hal yang hebat).
Pembangunan pemuda Bojonegoro yang
sehat, cerdas, produktif dan bahagia harus dilakukan secara bersama-sama oleh
berbagai elemen, termasuk pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintahan
yang berperan mendukung iklim pengembangan. Namun pada akhirnya semua pendukung
iklim tumbuh kembang akan kembali lagi pada diri pemuda sebagai pelaku
pengembangan diri. Berikut adalah gagasan yang dikemukakan oleh penulis:
a. Peningkatan
religiusitas.
Pada poin pertama ini penulis mencoba mengulik sisi kehidupan
beragama di Bojonegoro. Agama tentu saja sebagai tempat sandaran vertikal
sekaligus benteng moral bagi pemuda yang berfungsi layaknya kompas penunjuk
arah. Peningkatan ukhuwah keberagamaan sangat perlu dilakukan guna menjaga
kerukunan bermasyarakat. Perbaikan masing-masing individu pemuda bisa dimulai
dari lingkungan terkecil yakni keluarga dan lingkungan sekitar sebagai penanam
nilai-nilai. Kemudian agama sebaiknya jangan dilihat dari segi parsial,
dikotak-kotakkan untuk kemudian digolong-golongkan. Perbaikan moral dan nilai
melalui agama bertujuan untuk memantapkan individu pemuda dengan akhlak baik
untuk kemudian bergabung dalam komunitas pemuda atau masyarakat yang lebih
luas. Sebagaimana yang diyakini penulis, tujuan utama Tuhan mengajarkan agama kepada
makhlukNya tak lain adalah untuk bermanfaat dan berbuat baik bagi sesama.
b. Peningkatan
minat baca buku
Parameter utama dari majunya sebuah peradaban dimulai dari banyaknya
para pelaku peradaban yang membaca buku. Di Bojonegoro, sangat sulit menemukan
perpustakaan, atau setidaknya toko-toko yang menjual buku-buku bagus dan
lengkap seperti di kota-kota besar. Buku tampaknya tak begitu popular di kalangan
pemuda-pemudi Bojonegoro. Akan sangat sulit menemukan seorang teman yang gemar
membaca buku dari Bojonegoro. UNESCO menyatakan minat baca pemuda Indonesia
berada pada rating 0,01, yang artinya bahwa tiap 1000 individu hanya 1 yang
gemar membaca (Jawa Pos 12 Oktober 2015, hlm. 15). Peningkatan minat baca
khususnya di Bojonegoro bukan hanya sekedar harus digalakkan, lebih dari itu,
dipropagandakan secara massif dan bergelombang. Bukan hanya baliho-baliho
politik pada musim pemilu, propaganda peningkatan minat baca pemuda Bojonegoro
harus ditempatkan pada posisi yang sama pentingnya. Kita sudah sama-sama hapal
diluar kepala bahwa bangsa-bangsa kuat diluar sana memulai pembangunan besar
mereka dari buku-buku dan perpustakaan. Albert Einstein mengatakan lewat salah
satu tulisannya, “Satu-satunya tempat yang tak boleh terlupakan adalah letak
perpustakaan”. Kemudian salah satu bapak bangsa, Mohammad Hatta juga
berpendapat sama mengenai betapa pentingnya buku-buku; “aku rela dipenjara asal
bersama buku, karena bersama buku aku bebas!”
Diperlukan upaya yang ekstra kuat untuk penyebarluasan
peningkatan minat baca. Parameter keberhasilan yang ditawarkan memang masih
kabur, namun bayangkan betapa asyiknya jika suatu saat kita melihat banyak
pemuda-pemudi Bojonegoro bersantai di alun-alun dan taman kota diwaktu senggang
dengan menggenggam dan membaca buku. Propaganda peningkatan minat baca harus
dikemas dalam promosi yang menarik, yang kemudian menjadi pekerjaan rumah kita
bersama, sampai akhirnya nanti membaca buku benar-benar menjadi iklim dan
budaya yang baku dalam usaha menjadikan pemuda Bojonegoro yang cerdas.
c. Seni
Pramoedya Ananta (tokoh sastra nasional) dalam salah satu
tulisannya menuliskan demikian; “orang bisa jadi mendapatkan gelar kesarjanaan
apapun, tapi tanpa mencinta sastra, mereka hanya tinggal hewan yang pandai”.
Pada poin ke-3 ini penulis mencoba membawa suatu hal yang bersifat abstrak
yakni seni. Saat membahas seni, yang terlintas dalam pikiran orang adalah
berupa sesuatu yang indah. Seni bagi penulis adalah sebagai wadah ekspresi, penghibur
atau juga bahkan sebagai tempat pelarian yang baik. Seni dalam hal ini diartikan
seluas-luasnya; melukis, musik, tari-tarian, rupa, kriya, sastra, puisi, fotografi,
semua yang mengandung unsur keindahan. Seni dapat berperan sebagai penghalus
moral, penjaga kelestarian budaya dan penyampai rasa. Mengenai seni, angkat
semua yang ada di Bojonegoro untuk dikompilasi dan diperkenalkan juga secara
massif pada pemuda dan warga Bojoneogoro umumnya agar mengenali kesenian asli
bumi Angling Dharma. Mari berbudaya dan berkarya melalui kesenian menuju
Bojonegoro bahagia.
d. Olahraga
Menjadi pemuda yang baik tentu saja tak hanya ditunjang dari
otak cerdas dan hati yang halus, melainkan juga berdasarkan jasmani yang sehat.
Melalui idiom mensana in corporesano, dalam
tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, kita akan sama-sama membentuk pemuda
Bojonegoro yang kokoh fisiknya. Keadaan di Bojonegoro masih sangat baik dalam
bidang keolahragaan. Tak seperti di kota-kota besar, di Bojonegoro masih banyak
sekali tersedia lapangan dan ruang terbuka bagi pemudanya berkumpul dan
berolahraga terutama pada sore hari.
Hal yang perlu dilakukan adalah untuk meningkatkan level
olahraga dari pemuda, khususnya di desa-desa. Para pengambil kebijakan bisa
mendata desa-desa yang membutuhkan alat-alat olahraga seperti misalnya bola
sepak atau voli, jaring net, atau apapun tergantung keadaan wilayah dan
kegemaran spesifik pemuda pada tempat tertentu, kemudian diperbantukan. Hal ini
dirasa sangat perlu. Olahraga di sore hari atau di hari libur misalnya, akan
sangat dapat membawakan manfaat. Pemuda dapat saling berinteraksi dengan
teman-teman sebayanya yang kemudian dapat menumbuhkan jiwa gotong-royong dan
kerukunan, bersenda gurau, meningkatkan sportifitas dan menguatkan mental, dan
masih banyak manfaat lain. Dan dengan berolahraga lapang, pemuda tak akan
menjadi canggung dan kuper. Seperti
yang kita ketahui bahwa saat ini begitu marak permainan-permainan online lewat
gadget. Tak masalah sebenarnya, tapi penulis merasa permainan seperti ini lebih
banyak membawa dampak negatif. Pemuda tak lagi senang bersosialisasi dengan
kawannya, tak lagi memliki rasa greget kompetitif seperti yang pernah dirasakan
pemuda dulu-dulu. Dengan menggiatkan olahraga juga, kita bisa menangkal
munculnya “generasi merunduk”, generasi yang gadget-sentris karena selalu terpusat
pada gadget masing-masing. Pemuda Bojonegoro harus sehat dan kuat jasmani
maupun rohaninya. Meminjam jargon pak Soeharto, Bojonegoro mempemudakan
olahraga dan mengolahragakan pemuda. Salam olahraga!
e. Beladiri
Mempelajari beladiri sama pentingnya bagi penguatan mentak
maupun fisik pemuda. Penulis pernah dengar celetukan seorang ibu-ibu penjual
kopi di warung saat sedang bersantai; “le
ati-ati jaman saiki ora kaya biyen, bocah sekolah saiki wi lo sik kalah sopan
karo wong ngarit jaman biyen. Saiki akeh wong pada gampang nge-cilakani wong
liye, mula kowe kudu ati-ati ngger…” zaman sekarang banyak orang mudah
mencelekakan orang lain hanya untuk kepentingannya, seperti itu inti omongan
ibu-ibu penjual kopi. Kalimat tersebut memang dirasa tepat. Mudah saja membuktikannya,
saat kita melihat televisi pasti mudah kita dapati berita-berita kriminal dan
sebagainya. Beladiri, sebagai usaha pemuda untuk menjaga dan melindungi diri
dari hal-hal yang tidak diinginkan dirasa sangat tepat untuk dimunculkan dalam
gagasan ini. Mengenai beladiri, penulis pernah menuliskannya di blog dan dapat
dibaca disini; abintaraisme.blogspot.co.id/2014/09/tips-bela-diri-praktis.html?m=1
Ada banyak pilihan baladiri yang bisa ditekuni seperti
contohnya Pencak SIlat, Karate, Taekwondo, Kungfu, Wushu, dl jenisnya. Untuk
beladiri, penulis memberi kredit khusus kepada Pencak Silat, karena Pencak
Silat merupakan seni beladiri asli dari Indonesia. Bukan bermaksud
mendiskreditkan jenis beladiri lain, namun memang silatlah beladiri non-impor
yang ketangkasan beladirinya masih tetap prima. Bahkan pemeran film The Raid,
Yayan Ruhiyan berani menyatakan; “kami tidak berusaha mengenalkan silat kepada
dunia, karena dunia sudah tahu bagaimana kualitas beladiri para pesilat. Kami
justru ingin mengenalkan Silat kepada pemuda-pemuda Indonesia, karena silat
sedikit demi sedikit mulai tidak lagi diminati generasi muda negeri ini”.
Keberadaan Silat sebagai beladiri asli Indonesia memang kian
meredup dikarenakan berbagai faktor. Penulis mengamati beberapa perguruan Silat
di Bojonegoro sering terlibat tawuran antar perguruan. Dampak dari tawuran ini
adalah munculnya stereotipe di masyarakat bahwa Silat hanya memunculkan
perkelahian demi perkelahian. Memang tak sepenuhnya salah, tapi tak sepenuhnya
juga benar. Kalau diamati lebih dalam, setiap perguruan Silat mengandung
ajaran-ajaran yang justru sangat baik bagi para pesilatnya. Gagasan yang
ditawarkan adalah dengan memunculkan wawasan menjaga perdamaian yang disiagakan
oleh aparat penjaga keamanan yakni TNI dan Polri. Gerakan TNI-Polri masuk
latihan dan memberikan nasihat juga wawasan hukum mengenai untung rugi belajar
beladiri dan perkelahian dirasakan adalah solusi yang baik. Tentu saja
dibutuhkan kerjasama dan pengawalahan dari pihak-pihak terkait. Semoga Pencak Silat
khususnya dan beladiri umumnya tumbuh subur dan makin jaya di bumi pendekar,
Bojonegoro.
f.
Traveling
Berpergian atau traveling memang bukan hal yang mencolok
untuk tumbuh kembang pemuda, namun tetap sedikit banyak akan membawa manfaat.
Mereka yang sering berpergian biasanya memiliki wawasan yang luas, makin mudah
bergaul dan supel, pandai menyesuaikan dengan kondisi bahkan disaat situasi tak
terduga, dan berjiwa petualang. Seperti salah sebuah bait dalam syair Imam
Syafi’I; “orang berilmu tidak tinggal diam di kampung halaman, berpergianlah
seperti anak panah yang meninggalkan busur”. Adalagi puisi dari Jalaluddin
Rumi; “berplesiran membawa kekuatan dan cinta kembali pada jiwa setiap insan
yang berpikir”. Jadi, tidak ada salahnya berpergian ke suatu tempat asalkan
membawa manfaat. Ke museum, ke pantai, gunung, wahana atau tempat-tempat indah
lainnya. Jadilah traveler yang bijak
dan rasakan kemudian manfaatnya. Penulis ingin berbagi sedikit dengan pembaca
yang budiman mengenai salah satu pengalaman kecil dalam usahanya mengenal Bojonegoro
lebih dalam, bisa dilihat disini; abintaraisme.blogspot.co.id/2015/08/bojonegoro-social-adventure.html?m=1
g. Iklim
wirausaha
Salah satu parameter dari negara maju yakni minimal 20% dari
total penduduknya berwirausaha. Di Indonesia jumlah penduduk yang berwirausaha
belum lebih dari 5%. Mohon maaf tak dapat mencantumkan sumber karena
keterbatasan memori di otak.
Mendorong pemuda-pemuda yang mempunya jiwa wirausaha sangat
perlu dilakukan di era globalisasi seperti saat ini, terlebih dalam usaha kita
bersama menyambut zona dagang bebas Asia Tenggara (MEA). Ada banyak alternatif
di bidang wirausaha. Pemuda dapat mengembangkan produk inovasi kreatif, yang
pada saat ini dapat dengan mudahnya dipasarkan melalui banyak sosial media. Sayangnya
untuk wirausaha penulis tidak mempunya basic
yang kuat sehingga hanya dapat menyampaikan kulit dari inti gagasan yang lebih
spesifik. Pekerjaan rumah yang akan disongsong pemuda Bojonegoro dalam
pertemuan Bojonegoro Youth Summit 2015.
h. Berjejaring
Membangun jaringan atau networking
antar sesama pemuda mengandung nilai manfaat yang sangat besar. Pembentukan
komunitas-komunitas penunjang tumbuh kembang pemuda akan membantu pemuda-pemuda
mengeksplorasi dan mendalami bidang-bidang yang diminati. Dalam komunitas
nantinya pemuda akan saling berbagi pengetahuan, saling menguatkan dan
mengoreksi kekurangan-kekurangan yang belum disempurnakan dari tiap bidang yang
diminati.
Berjejaring, bertemu dan saling membantu bersama teman-teman untuk
menjadi lebih baik tentu akan sangat seru dan mengasyikkan.
Penutup
Demikian gagasan-gagasan yang
diungkapkan diatas, semoga membawa manfaat walaupun masih terlalu luas. Penulis
pernah menuliskan sebuah esai dengan tema yang hampir mirip pada kompetisi
menulis esai merayakan 70 tahun UNESCO. Tulisan tersebut dapat dibaca disini; abintaraisme.blogspot.co.id/2015/06/project-beacon.html?m=1
Tulisan dalam esai ini adalah
hasil kontemplasi yang kemudian terkristal dalam susunan kata per kata dan
kalimat. Penulis pribadi merasa tulisan ini terkesan sedikit absurd dan bias,
dengan fokus yang pecah kemana-mana. Namun demikian tulisan ini merupakan
gagasan paling jujur dan orisinil yang mampu ditulis oleh penulis guna ikut
berpartisipasi dalam pembangunan dunia yang lebih baik dan Bojonegoro khususnya
sebagai seorang pemuda. Salam…
Semangat selalu ka :)
BalasHapusMakasih banyak ka, baru tau kalo ada komen 😂
HapusEngage in the excitement of sports betting with a wide range of options available on the 91club sports platform.
BalasHapusteen patti raj brings the traditional Indian card game to life with its immersive gameplay and exciting features, providing players with hours of entertainment and strategic challenges.
Experience the thrill of online betting and gaming on the go with the convenient and user-friendly 91club app.
Experience the thrill of Sic Bo gaming at 7cric sic bo, where playe`
Registering with 24kbet register is a simple process that grants players access to a world of exciting betting opportunities and promotions, allowing them to enjoy a thrilling and rewarding gaming experience.
BalasHapus