Perjalanan ini sudah memang sudah direncankan
jauh-jauh hari. Motivasiku pada waktu itu yakni untuk mengantisipasi rindu
dipeluk udara dingin pada ketinggian beberapa ribu meter diatas permukaan laut,
karena memang pada waktu itu akan masuk bulan Ramadhan, selama sebulan lebih
sudah pasti tak punya kesempatan untuk aktivitas pendakian ataupun main ke
suatu tempat yang indah untuk sekedar melepas hasrat berpetualang. Aku belum
pernah ke Kawah Ijen sebelumnya, jadi alangkah amat sangat baik kalau
kesempatan ini dimanfaatkan. Aku sengaja izin ke teman kerjaan waktu itu untuk
ambil waktu selama 3-4 hari.
Setelah semua perlengkapan disiapkan, selasa 16 Juni
2015 berangkatlah aku naik motor ke Kawah Ijen, Bondowoso. Berangkat dari Malang
pkl 08.10, sampai di pos Paltuding (perizinan) Kawah Ijen Bondowoso pkl. 15.44.
Cukup jauh memang jalan yang ditempuh, dari Malang melewati beberapa kota,
Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, kemudian belok kanan arah menuju Jember dan
Bondowoso. Aplikasi Google Maps sangat memudahkan, ditambah modal tanya-tanya
dijalan. Sebelum bertualang sangat disarankan untuk mencari informasi seputar
destinasi wisata yang akan dikunjungi.
Pos Paltuding merupakan pos perizinan. Untuk masuk ke
kawasan wisata gunung Ijen dikenai biaya Rp. 5rb per kepala. Biaya parkir motor
cukup rp. 5rb saja untuk semalam. Disini juga terdapat penginapan, tapi tak
kuketahui berapa harga menginapnya. Aku lebih pilih pakai tenda, dan banyak
juga pendaki lainnya yang pilih bermalam di tenda. Ada lapangan yang luas
sekali, cocok untuk spot mendirikan tenda, dan aku pilih tempat dibawah
rindangan pohon sebelah gubuk kecil, jauh dari pos perizinan, dan pada hari itu
hanya ada dua tenda yang berdiri. Setelah tenda berdiri, saatnya keluarkan camilan
yang ada, dan duduk dibawah pohon rindang sambil membuat menulis catatan untuk
bahan penulisan tulisan ini.
Either do something worth writing or write something worth reading!
Pemandangan disini sungguh menawan. Seperti di
tempat-tempat tinggi lainnya, Kawah Ijen menawarkan pesona alam Indonesia yang
benarrrrrr-benar harus dikunjungi dan dilihat pakai mata kepala sendiri. Sudah
lama aku ngidam ingin main ke kawah Ijen. Seliain terkenal dengan panoramanya
yang cantik, Kawah Ijen juga dikenal dengan api birunya yang hanya ada dua di
dunia, satunya di Islandia. Banyak juga turis mancanegara yang datang
berkunjung ke Kawah Ijen, terkenal dengan julukan “Blue fire Ijen Crater”. Kalau sudah tahu begini, apa yang kurang
hebat coba dengan Indonesia? Mau lihat api biru ke Islandia, duhhh harus nabung
sampe jadi embah-mbah wakaka…
Rabu, 17 Juni 2015 pkl 01.00 alarmku bunyi, karena
kantuk masih menyerang, alarm kumatikan dan orangnya ikut “mati” kemudian. Tak
sadar terbangun lagi pkl 03.30, dan segera dengan geragapan aku kemasi barang-barang yang kuperlukan untuk pendakian.
Bangun jam segini sudah sangat telat untuk lihat fenomena api biru. Perjalanan
dari Pos izin Paltuding ke Kawah Ijen menempuh waktu sejam 50 menit. Sampai di
puncak kawahnya, aku kalah cepat dengan matahari, jadi tak dapat kutangkap
ajaibnya api biru Kawah Ijen. Tapi tak apalah, lumayan terbayar dengan
pemandangan di kawah yang sungguh benar-benar amat sangat keren sekali banget.
Kawah Ijen memiliki kaldera yang saaangat luas, dengan uap-uap belerang
menyebur disana-sini.
Di Kawah Ijen juga banyak dijumpai para penambang batu
Belerang. Mereka biasanya terjun ke dasar kawah dan memasukkan batu-batu
kedalam kantong untuk di pikul ke bawah. Aku tanya ke salah seorang penambang,
dalam satu pikulan batu beratnya bisa sampai 70-80 kg, dan dijual seharga rp.
1rb saja pada pengepul dibawah. Aku sempat mengambil foto para penambang
Belerang, sayangnya belum sempat pindah ke direktori file karena hp nya keburu
rusak, duhh. Memang ironi, tapi memang demikian pilihan mata pencaharian
penduduk disekitaran wilayah Kawah Ijen.
Setelah puas menikmati pemandangan di Kawah, tiba
waktuku untuk turun. Sampai di tenda, istirahat sebentar menikmati udara sejuk
pegunungan, terlelap sebentar, kemudian kemas-kemas melanjutkan perjalanan
pulang ke Malang. Kusempatkan untuk menatap dengan dalam gerbang masuk Kawah
Ijen sambil menggumam, lain kali akan kumenangkan api biru!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar