Minggu, 18 januari 2015 aku bersama tim pendakian beranggotakan Ashe,
Nyot, Desi dan Alfikk berangkat untuk mendaki gunung Butak 2686 mdpl. Gunung
Butak ini terletak di kota Batu, bersebelahan langsung dengan gunung Panderman
2000 mdpl. Gunung Butak juga dikenal popular dengan sebutan “Putri Tidur”,
karena memang saat dilihat dari kejauhan mirip seperti yang dimaksudkan. Aku
sudah lama dambakan untuk segera bisa cumbui hidung mancung sang putri. Tiap
sore saat rehat dari kuliah kusempatkan naik ke loteng kontrakan untuk kagumi
kemolekan si putri. Ya, ya, harus segera didaki biar tak bikin ganjal di hati.
Singkat cerita seluruh perlengkapan dan persediaan untuk pendakian telah
disiapkan, anggota tim juga telah siap mendaki. Mari kita kemon…
Pendakian Butak dapat diawali dari 3 jalur, yakni: Dau, Panderman dan
kebun teh Blitar (lokasi spesifiknya aku lupa semua). Pagi hari sekali setelah
sarapan kami langsung berangkat menuju jalur Panderman yang kita pilih. Di pos
Panderman (lokasi ada dipostingan yang kutulis dijudul sebelumnya) dikenai
retribusi Rp. 5000 juga penitipan motor yang semalamnya sekitar kurang lebih
Rp. 2000 saja. Jalur awal memang sama dengan jalur yang dilalui untuk mendaki
Panderman. Kami harus hati-hati karena memang banyak sekali percabangan untuk
menuju jalur utama pendakian Butak. Setelah bertanya sana-sini pada petani
setempat di ladangnya, akhirnya kami temukan jalur utama namun dengan tetap
harus waspada takut seandainya nanti tersesat dan salah jalur. Dari pos gerbang
menuju pos 1 dan 2 trek pendakian relatif aman, hanya sesekali bergelombang dan
menanjak setelah itu kontur relatif naik turun. Dibutuhkan waktu kisaran 2 jam
untuk sampai di pos 2. Di kanan-kiri banyak petani sedang berladang. Kemudian
berjalan lebih jauh memasuki hutan yang lebih rimbun dan lama-kelamaan makin
gelap.
Kami lanjutkan perjalanan, dari pos 2 menuju pos 3 memakan waktu sekitar
1 sampai 2 jam. Sesampainya di pos 3 ada percabangan ke kiri dan kanan. Awalnya
kami sempat kebingungan, tapi si Alfikk bilang hari sebelum pendakian pernah
browsing bahwa jalur utama yakni kiri dan kami mengiyakan. Jalur ke kiri
awalnya menurun, kemudian landai dan nanjak lagi. Trek pendakian Butak relatif
aman dan santai, ditegah-tengah jalan seringkali kami jumpai mata air menyembul
dan menggenangi trek.
Pos selanjutnya yakni pos 4, memakan waktu 1 jam 30 menit dari pos 3.
Pos 4 ini berupa tempat lapang yang luas dan teduh karena dilindungi pohon
besar yang rindang bambang gurindang. Kami beristirahat lumayan lama disini,
menghabiskan bekal makanan cemilan yang kami bawa dan minum susu. Setelah
beristirahat lumayan lama dan letih terusir, lanjut untuk perjalanan. Yang
sedikit mengagetkan adalah seketika trek dari pos 4 ini menanjak tajam, lumayan
jauh dan cukup menghabiskan tenaga.
Perjalanan masih berlanjut, dan hari makin sore. Kami sampai di pos 4
setelah 1 jam perjalanan. pemandangan sembari perjalan tadi memang tiada
taranya membikin hati damai, memanjakan mata. Pos 5 merupakan persimpangan
antara jalur Dau dan Panderman. Cukup mudah mengenalinya, kiri jalur yang
menurun dan kanan trek menanjuak sudah tentu menuju puncak. Karena hari sudah
gelap dan kami kewalahan, akhirnya diputuskan untuk bermalam sebelum mencapai
tempat dari awal kami targetkan yakni di Oro-oro Ombo. Tempat yang agak lapang
didapatkan dan kami bermalam di tenda.
Senin, 19 Januari, pagi-pagi sekali kami bangun dan memasak. Setelah
perut kenyang, lanjut kami dalam perjalanan. Tenda dan perlengkapan berat
lainnya kami tinggal saja di tenda karena rencananya tidak bermalam lagi
setelah sampai puncak. Ternyata tak sampai 45 menit berjalan kami sampai di
oro-oro ombo. Tempat ini berupa savanna rumput yang luas, sesekali juga
berkabut. Terdapat gubuk kecil dan sumber air yang mengalir asri. Kami segera
mencari jalan setapak jalur menuju puncak. Ada banyak percabangan disini. Kami
mencoba menjelajahi berbagai jalur dan setapak yang kami kirakan ke arah
puncak, dan semuanya gagal. Pernah juga sampai di jalur yang benar-benar kami
kira arah puncak karena memang tanjakannya yang tajam, namun ternyata hanya
sebatas puncak bukit. Kami mencari dan mencari sampai hari tak terasa hampir
sore. Dengan berat hati diputuskan untuk menghentikan pencarian dan kembali
pulang ke tenda. Kurangnya informasi yang dikumpulkan sebelum pendakian membuat
serbuan puncak Butak gagal namun tak total!
Awan pekat bergulung-gulung telah Nampak dari kejauhan, angin mulai
menerpa sedikit kencang, hujan besar sebentar lagi datang. Ternyata benar,
sebelum sampai di tenda kami telah basah kepayahan diguyur hujan yang
benar-benar deras. Sampai kami tiba di tenda hujan terus saja tak kunjung reda
derasnya. Setelah itu badai datang, angina yang menerpa kencang sekali. Kami
tak bisa kemana-mana dan harus sembunyi di tenda sambal nyemil cemilan dan
bekal makanan yang kami bawa. Sampai saat keesokan harinya di selasa, 20
Januari, hujan dan angin masih saja mengamuk riang. Setelah reda, kami bergegas
berkemas dan turun pulang. Di jalur yang kemarin kami lewati tampak banyak
pohon tumbang kemana-mana, untung saja jalur setapak yang kami lewati masih
dapat dilalui walaupun dengan sedikit bersusah-susah. Disekitaran jalan Nampak
banyak sekali ulat-ulat yang tersapu angina, dan kami harus berjalan
berhati-hati.
Demikian saja catatan pendakian gunung Butak, walaupun toh akhirnya tak
dapat sampai di puncaknya. Mungkin Tuhan belum mengizinkan kami cumbui hidung
mancung sang Putri Tidur. Aku sendiri secara pribadi telah menyiapkan rencana
untuk kembali lagi kesana dan memenangkan hati-Mu…
Keren ini mah, saya muncak, cuma di puncak kehujanan :(
BalasHapusdtrrr
BalasHapusInformasi yang sangat bermanfaat. Maaf saya mau numpang berbagi informasi, tempat yang dikunjungi boleh sama (gunung buthak), tapi pengalaman dan cerita yang didapatkan oleh setiap orang pasti berbeda, terlebih jika kita muncak ke gunung buthak menggunakan jalur pendakian yang berbeda, saya menyarankan kepada semua teman-teman pecinta alam untuk tidak melewatkan jalur Pendakian gunung Buthak melalui kampung saya, jalur Sumber bendo Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa timur. Informasi lebih gamblang silahkan invite pin bbm saya 5123c088 atau klik http://sumbada.hol.es/?p=367 salam lestari.
BalasHapus