Tanggal pertama diatas mengacu
pada hari bumi, yang dirayakan oleh semua orang yang tinggal diatas bumi.
Mungkin tidak semuanya, hanya beberapa saja dan barangkali hanya sekedar ucapan
tanpa aksi nyata. Memang benar semakin banyak orang mengerti betapa penting peringatan
hari bumi ini, karena bumi kita semakin panas, semakin sumpek, banyak bencana
alam, banjir, cuaca tak menentu, pohon-pohon semakin sedikit, pembakaran hutan
baik disengaja atau karena ‘kemauan’ dari alam itu sendiri, tidak seperti beberapa
dekade lalu saat bumi belum ‘marah’. Aku berfikir sejenak, dan muak, melihat
ucapan-ucapan yang bertebaran dan membanjiri timeline di banyak social media
mengenai orang-orang sok suci yang barangkali mencari perhatian dengan
sok-sokan dan gaya-gayaan mengucapkan “Selamat hari bumi”, “cintai bumimu blab bla
bla…” segala macam jenisnya.
Tentunya kita sadar dan
maklum betul bahwa hanya sekedar ucapan walaupun sampai mulut berbusa-busa pun
tidak akan memberi efek bagi bumi,. Mereka semua yang memberi ucapan belum
tentu masih bisa selalu membuang sampah pada tempatnya. Boro-boro mau buang
sampah ditempat, hanya sekedar anjuran halus saja lo orang yang negur pasti
bakalan kena damprat. Yang kita butuhkan adalah tindakan nyata. Ya, hanya satu,
tindakan nyata. Aku sendiri tidak mengucapkan selamat blab la bla pada waktu
itu, walaupun aku tau kalau tidak bias berbuat setidaknya mengingatkan. Bagiku hari
bumi bukan hanya pada 22 April saja, tapi setiap hari adalah hari bumi, setiap
hari adalah hari pangan, setiap hari adalah hari tani, setiap hari adalahhari
buruh, setiap hari adalah hari ibu, setiap hari adalah hari kemerdekaan 17
Agustus. Di hari bumi ini, aku berkomitmen kalau memang tidak bias ‘mengembalikan’
setidaknya jangan merusak bumi. Aku tidak pernah buang sampah disembarang
tempat, sekecil apapun itu. Putung rokok, plastic kecil, apapun itu akan selalu
aku buang pada tempatnya. Jika jauh dari tempat sampah, masukkan dulu ke saku,
tak peduli kotor, setidaknya aku tidak ingin terus-terusan memperkosa bumi. Ada
prinsip, bahwa manusia yang membuang sampah sembarangan, sekecil apapun itu,
mereka lebih rendah dari sampah. Ini kata-kata originalku, apa kalian setuju
kalau kata-kataku ini keren?
Kemudian tanggal kedua
mengacu pada hari buku. Berbicara mengenai buku tentu kita semua tahu bahwa
buku bukanlah hanya tumpukan kertas, tapi lebih dari itu, buku itu untuk
dibaca, buku untuk menerangi hati dan otak, buku adalah cahaya hidup. Realitanya
sekarang banyak anak-anak kuliahan meremehkan buku, sibuk dengan game online
atau tugas-tugas perkuliahan yang menghisap walaupun memang itu kebutuhan ‘terpaksa’
mereka untuk mengerjakan. Kurangnya minat baca buku ini sangat disayangkan, aku
sendiri juga baru sadar bahwa buku sangatlah penting. Membaca buku itu
menyenangkan, obat galau, nambah perbendaharaan kosakata baru, dan yang paling
penting adalah bahwa seseorang yang menenteng buku kemana-mana dan membacanya
terlihat jauh lebih keren. Aku ingin terlihat keren, aku harus rajin-rajin baca
buku, aku tak takut dibilang sok pinter jadi pelahap buku, karena membaca buku
bukan hanya aktivitas sampingan tapi lebih dari itu adalah kebutuhan. Berikut adalah
quote dari seseorang keren yang suka membaca buku :
Selama
toko buku ada selama itu pula pustaka dapat dibentuk kembali, kalau perlu dan
memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi (Tan Malaka, Madilog)
Aku
rela dipenjara asal bersama buku, karena bersama buku aku merasa bebas (M.
Hatta)
Biarpun
kita adalah penjahat bukan berarti kita tidak harus membaca buku, membaca buku
itu menyenangkan! (Tsukishima, Bleach)
Tiada
artinya buku jika tidak ada yang membaca (Levy, Fairy Tail)
Sudahlah, apa yang aku
tuliskan dalam tulisan ini adalah luapan kemarahan dan kebencian kepada kalian,
tidak tahu kata ‘kalian’ ini ditunjukkan untuk siapa. Pada akhirnya aku tau
bahwa aku hanya seorang diktator yang utopis. Dan hei, bukankah aku keren?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar