Rama Cluring mengangkat dagu tinggi-tinggi, mukanya telah berkilat-kilat
karena keringat. "Ada kalanya katak berlompatan dikejar ular, ada
kalanya dia mati kena terkam. Namun sebagian terbesar dari hidupnya yang
pendek dia mengagungkan hidup, bukan mati. Mengerti kau apa maksudku?
Boleh jadi kau sedang menunggu-nunggu datangnya kata-kataku yang bisa
memperluas hatimu. Puh! Rama Cluringmu ini bukan pengluas hati."
(Pramoedya A. T., Arus Balik. Hlm. 535)
Melalui Rama Cluring dan kiasannya dalam buku ini, Pramoedya
menceritakan tentang zaman kejayaan nusantara pra abad 16 dengan
Majapahitnya, tentang praja-praja dan ksatrianya, tentang pemikiran dan
pengetahuannya, keagungan kapal-kapal dan armada perangnya dibawah
umbai-umbai merah putih yang mempersatukan nusantara. Sebuah epos besar
dari seorang penulis besar!
Setiap perjalanan, setiap foto, perenungan, gelegar tawa, apapun itu akan selalu terselip sebuah cerita besar disana. Kita berhutang sebuah coretan bahkan pada secangkir kopi, tuliskan, abadikan. Kalau takut mati jangan jadi penulis, katamu? Menjadi mati adalah tak dikenang, dengan tegas aku menentang kalimat Pramoedya Ananta T. Mari berbagi...
Senin, 18 Mei 2015
Rabu, 13 Mei 2015
Dalam Senja
Engkau dan aku duduk diatas batu
sama-sama memandangi takjub kabut tipis-tipis di kejauhan sana
engkau bercericau riang, bercerita mengenai senja
dan aku diam saja...
Engkau menunjuki pohon, gemunung, rumputan, burung, matahari, langit
dan aku diam saja...
Engkau mengernyitkan dahi dan mengomel merajuk tentang kebisuanku
dan aku diam saja...
Engkau kemudian diam,
dan aku masih diam saja...
Minggu, 10 Mei 2015
Saking Gersangnya
Sore ini memang sedang gabut, materi bimbingan teknis Upaya Kusus dalam rangka pencapaian target swasembada Pajale (Padi Jagung Kedele) tak kunjung selesai.
Aku melongok keluar jendela, betapa saat itu kurasai jiwa sedang kering dan gersang. Kerinduan akan teduh dan jujurnya alam menyelinap diam-diam dalam hati. Hanya bisa menggambar dan sedikit berimajinasi, semoga bisa segera terbang bebas kembali dalam pelukan alam raya...
Aku melongok keluar jendela, betapa saat itu kurasai jiwa sedang kering dan gersang. Kerinduan akan teduh dan jujurnya alam menyelinap diam-diam dalam hati. Hanya bisa menggambar dan sedikit berimajinasi, semoga bisa segera terbang bebas kembali dalam pelukan alam raya...
Langganan:
Postingan (Atom)