Rabu 9 september aku maksa balik ke Malang dari jenogoro naik bus cuma buat nyempatkan minum kopi malam itu sama boyek dan teman-teman. Malam itu berubah melankolis, itu malam terakhir kami ngopi dengan boyek dalam kehidupan perkuliahan kami. Sebab boyek teman terbaik kami besok akan berangkat cari nasi dan naik level satu tingkat dalam kehidupannya. Selamat menjalankan aktivitasmu diseberang pulau sana yek, kami doakan baik-baik selalu dan mari berjumpa kembali dilain kesempatan. See you on top, sukses konsorsiuuuummm!
Kemudian si Ali, yang pada 12 september menjalankan wisuda. Skripsi dan yudisium selesai duluan aku tapi kesalip pas ditikungan, lancang sekali kau mendahuluiku wisuda. Selamat atas wisudamu mas bro, maaf tak bisa hadir di momen sakralmu karena kesibukan yang bertumpuk. Kudengar tak ada pendamping dalam wisudamu kemarin ya, itu wisuda atau ngambil rapor SD? Wakaka... Tapi tak masalah, sepertinya nasibku juga akan sama dengan kau. Tak ada pendamping wisuda bukan berarti kehidupan kuliah kita tak seru bukan? Malah mungkin sebaliknya, bebas lirik sana-sini sembari fokus pantaskan diri buat calon istri solehah dan anggun kita nanti, begitu kan li?
Sukses buat kita semua, teman...
Setiap perjalanan, setiap foto, perenungan, gelegar tawa, apapun itu akan selalu terselip sebuah cerita besar disana. Kita berhutang sebuah coretan bahkan pada secangkir kopi, tuliskan, abadikan. Kalau takut mati jangan jadi penulis, katamu? Menjadi mati adalah tak dikenang, dengan tegas aku menentang kalimat Pramoedya Ananta T. Mari berbagi...
Jumat, 25 September 2015
Selasa, 15 September 2015
Teman Rebel
Bulan kemarin aku hanya bisa apload satu tulisan saja,
karena memang sibuk wiri-wiri dengan aktivitas yang cukup menyita waktu. Satu
yang cukup melelahkan yakni harus bolak-balik Bojonegoro-Malang untuk berbagai
keperluan, angkut barang, temui banyak teman, siapkan wisuda dan lain-lain. Insting
menulisku sepertinya makin tumpul, untuk menulis tulisan ini saja aku bingung
harus mulai darimana. ya intinya tentang teman, teman-teman baikku di Malang.
Awalnya dalam anganku tulisan ini akan jadi tulisan yang megah, akan aku
kenalkan teman-teman baikku satu persatu biar dikenang dalam blog ini sampai
nanti, ternyata salah. Sempitnya waktu buatku harus menulis ini dengan
tergesa-gesa. Langsung saja ya, kelamaan intermezzo akan bikin gabut juga.
Aku punya beberapa teman baik di Malang. Salah satu
yang paling berat untuk tinggalkan Malang yakni karena kenangan dengan para
cecunguk-cecunguk ini. Banyak hal yang telah kami lakukan, mulai dari
perkopian, permbolangan, perkampusan, perduniamalaman, dari yang baik-baik
sampai yang nakal-nakal (tapi aku gak
patio nakal wakaka). Sengaja sebagian kupilihkan foto-foto jadul agar terlihat
lebih klasik. Karena foto-foto terbaru telah banyak ter-apload juga di sosial
media lain seperti Instagram. Mungkin akan sangat memalukan karena tulisan ini
akan menjadi mello, tapi maafkan. Kan sudah bilang, aku suka menceritakan
kenangan!
Boyek adalah teman pertama dan terbaikku di Malang.
Seperti Gol D Roger dan Silvers Rayleigh yang merupakan kedua orang pertama
dalam kru yang kelak dikenal sebagai raja bajak laut di seantero lautan dalam
kartun One Piece, boyek adalah first
mate-ku. Kami telah banyak melewatkan waktu bersama, mulai dari dulu awal
semester 1 sampai semester 10 (lulus kuliah pada-pada
telat e sisan). Ada
banyak pula tulisan-tulisan dalam blog ini yang membahas tentang boyek. Dalam
ucapan terimakasih skripsi kami, kusadari nama masing-masing dari kami tersebut
paling awal dalam ucapan terimakasih. Boyek adalah seorang teman yang baik,
kami tak pernah sungkan berbagi cerita. Boyek, cheers…
Ali, seorang teman baik yang sungguh aku tak tau
sampai dimana batas kecerdasannya saat berurusan dengan analisis ekonomi dan
lain-lainnya yang berhubungan dengan grafik atau SPSS. Hidupnya selalu berkutat
dengan laptop, angka, buku berangka-angka, aplikasi hape terkini. Ali adalah
orang futuristik dan sering mengikuti kegiatan-kegiatan hebat. Kalau aku jadi
Ali, pasti aku ndak mau berteman dengan Sentot. Meskipun kulihat dia ini orang
yang cenderung kuper, tak punya banyak teman ternyata orangnya sangat asyik.
Tak punya banyak teman maksudku dia jarang punya teman yang sangat dekat. Maklumlah,
orang pandai biasanya benar-benar menyeleksi lingkaran pergaulannya. Kami
saling kenal saat didapuk menjadi pengurus Center
for Agriculture Development Studies (CADS), sebuah organisasi di kampus.
Sampai saat ini dan insyaAllah sampai embah-embah nanti, kami akan tetap
menjadi sahabat baik…
Syarief, lebih akrab dipanggil Ashe, teman baikku yang juga kukenal dari semester 1. Aku ingat dulu karena nomor absen yang letaknya berdekatan, akhirnya kami sering masuk dalam satu kelompok. Ashe ini jago dalam hal per-komputeran. Segala aplikasi, game, film, dan lain-lain dia selalu up to date. Ashe juga salah satu teman terbaik dalam perjalananku, kami sudah pergi ke banyak tempat bersama-sama. Sayangnya di sisa-sisa semester 10 ini kami jarang bersua dan ngopi bareng. Waktu itu aku sedang sibuk dengan project skripsi dan juga berbagai kegiatan ndak jelasku, sedang Ashe karena sudah punya pacar (baru punya wakaka) jadi sibuk sendiri. Tapi okelah, terimakasih ngopi koplaknya selama ini se, ayo guyon bareng maneh dan terus…
Syarief, lebih akrab dipanggil Ashe, teman baikku yang juga kukenal dari semester 1. Aku ingat dulu karena nomor absen yang letaknya berdekatan, akhirnya kami sering masuk dalam satu kelompok. Ashe ini jago dalam hal per-komputeran. Segala aplikasi, game, film, dan lain-lain dia selalu up to date. Ashe juga salah satu teman terbaik dalam perjalananku, kami sudah pergi ke banyak tempat bersama-sama. Sayangnya di sisa-sisa semester 10 ini kami jarang bersua dan ngopi bareng. Waktu itu aku sedang sibuk dengan project skripsi dan juga berbagai kegiatan ndak jelasku, sedang Ashe karena sudah punya pacar (baru punya wakaka) jadi sibuk sendiri. Tapi okelah, terimakasih ngopi koplaknya selama ini se, ayo guyon bareng maneh dan terus…
Nanang, baru kukenal saat semester 8. Waktu itu
ternyata kami satu dosen bimbingan skripsi, bu Fahriyah. Koplake maneh, lha kok
topik skripsinya mirip-mirip mbahas diversifikasi pangan haduhhh. Nanang adalah
teman yang keren, melek fashion dan punya hobi memancing yang lumayan akut.
Nanang juga pandai masak, sering sekali saat main ke kosnya aku dimasakkan
makanan. Sekarang aku Nanang dan Ali satu kosan, untuk sebulan kedepan buat
tunggu wisuda. Tingkahnya memang koplak, dan di skripsinya berdoa semoga besok
kami (sepertongkrongan Rebel) kelak dimasa depan bisa menjadi besan.
Mattaneeeeeeee, wakaka…
Aku masih punya banyak teman, banyaaaaaak sekali.
Favian, seorang teman yang mungkin sedikit pemalas, dan sering ungkapkan impian
utopis. Terakhir aku bertemu si doi, dia bilang punya teman di penerbitan,
siapa tahu tulisan-tulisan diblogku mau dibukukan. Kupisuhi mukanya sambil
ketawa, karena tulisan-tulisan di blog ini masih sangat tak bermutu wakaka.
Sukses dan maju terus untuk Thesisnya kawan, semoga impianmu tak collapse. Ary Romadhona atau baiknya
dipanggil Ardon, satu-satunya teman dalam hidupku yang anehnya ndak
karu-karuan. Gimana ya, mau ngomong tentang Ardon itu susah sekali, dia sangat
aneh, saking anehnya sampai-sampai aku dan boyek sepakat menasbihkan Ardon
menjadi raja kami, raja dalam hal kekoplakan. Kemudian ada Jemni, teman dari
Sumbawa sana. Penyuka futsal lebih dari siapapun di pertongkrongan kami. Kami
dulu sering main futsal bareng, dan di Gagak Lapar FC kami menyabet juara 3
Dekan Cup Fakultas Pertanian. Sampai saat ini kami sedang sama-sama berjuang
untuk segera wisuda. Ada Askik, teman yang wihh luar biasa hebatnya dalam
menggambar. Lukisan di tulisan “Edelweiss Layuku” adalah buah karya ciptaannya.
Sekarang dia buka usaha lukis sketsa wajah. Sudah banyak yang mengakui
kekerenan lukisannya. Segera selesaikan skripsimu skik, jangan terlena! Ada
Rifqy, penjaga gawang Gagak Lapar FC yang selalu baik hati. Dijuluki “mendem
cao” amergo bocahe nek ngomong seperti orang mabuk, ndak jelas wakaka pisss
rippp. Dan maaaaaasih banyak teman baik lain di kampus Brawijaya yang ndak bisa
diceritakan satu-satu dua.
Tak lupa juga teman-teman kontrakan asal Bojonegoro,
Piteriya dan Jun Ardi, yang total full selama 10 semester menemaniku tinggal di
Malang. Meskipun begitu, sepertinya kami tak begitu dekat. Tak begitu dekat
apabila dibandingkan dengan teman-teman di kampus. Mungkin karena kesibukanku,
juga preferensi aktivitas anehku yang membuat kami tak begitu saling bertukar
pikiran dengan lancar. Tapi teman, tetap saja, kenangan bersama kalian selalu
ada disini. Terutama saat kita santai-santai di atap kontrakan sambil hisap
sebatang rokok dan bercerita keluh kesah mengenai berbagai hal baik yang
berhubungan dengan kampus maupun diluar kampus.
Sungguh sulit hendak menutup tulisan ini, karena mungkin masih buwanyaaaaaak teman-teman baik yang belum disebutkan. Ada dari organisasi, dari permbolangan, wah pokoknya buwaaaaanyakkkkk. Maafkan aku, dilain kesempatan pasti kuapload tufoto-foto kalian. Teman adalah sebuah rezeki yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, dan Tuhan anugerahkan padaku teman-teman yang keren.. Aku ingat ada kalimat keren di sebuah buku tetralogi Pulau Buru, buku 4 Rumah Kaca, demikian bunyinya:
"Tak ada yang lebih baik daripada persahabatan yang ikhlas, teman-temanku yang kukasihi. Terimakasih atas kebaikan kalian. Tak ada manusia hidup tanpa persahabatan dan kebaikan, karena yang bukan demikian bukan manusia. Selamat tinggal..." (hlm. 195)
Sampai berjumpa kembali di masa depan, see ya on top.
UNTUK TEMAN-TEMANKU SEMUA, BERJAYALAH!!!!!!!!!!!!!
"Tak ada yang lebih baik daripada persahabatan yang ikhlas, teman-temanku yang kukasihi. Terimakasih atas kebaikan kalian. Tak ada manusia hidup tanpa persahabatan dan kebaikan, karena yang bukan demikian bukan manusia. Selamat tinggal..." (hlm. 195)
Sampai berjumpa kembali di masa depan, see ya on top.
UNTUK TEMAN-TEMANKU SEMUA, BERJAYALAH!!!!!!!!!!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)