Perjalanan kali ini tak begitu jauh, hanya melulu di
sekitaran Kabupaten Bojonegoro, kota di pinggiran barat Jawa Timur yang mungkin
tak ada keistimewaan untuk diselami dalam perjalanan. Sudah lama sekali setiap
ditanyai teman “ada wisata apa di Bojonegoro? kujawab saja tak ada yang
istimewa. Mungkin memang benar karena Bojonegoro kota yang tak miliki pantai,
dan dataran rendah yang tandus di sebagian daerahnya (ada dataran tinggi di sebagian
kecil Bojonegoro selatan). Namun ada beberapa keunikan tersendiri yang harus
diselami dari Bojonegoro, ingin sekali kulihat dan berkenalan lebih dekat dengan
kota kelahiranku ini.
Minggu, 2 agustus aku dan temanku Alvin berangkat untuk
memulai perjalanan. Tiga destinasii yang kiranya unik telah kami tetapkan hari
sebelumnya. Karena tak ada wisata alam yang lumayan keren, kami memilih tema “Social Adventure” untuk mengangkat
keunikan Bojonegoro dari sisi sosial. Tema ini juga mungkin dipilih untuk
sedikit banyak mengangkat kebahagiaan kami, jenogoro punya apa? Wkakaka berikut
laporannya…
Tempat pertama yang kami kunjungi. Waduk Pacal
terletak di jl. Bojonegoro-Nganjuk Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang,
Bojonegoro. Merupakan bangunan raksasa peninggalan zaman Belanda yang masih
berfungsi hingga saat ini, dibangun pada 1924 dan diresmikan tahun 1933.
Pendangkalan 200rb meter kubik (m³) pertahunnya membuat waduk pacal hanya mampu
menampung 21jt m³ (41 jt m³ diawal pembangunan) dan mengairi 13rb Ha areal
persawahan di ±10 kecamatan di Bojonegoro. Musim
kemarau seperti saat ini mengakibatkan volume air berkurang drastis sampai
hanya lutut orang dewasa, hingga bahkan bertanah. Permukaan kering digunakan
warga setempat untuk menanam padi, sisa genangan air untuk.mencari ikan.
Di tempat berdiri ini seharusnya aku tenggelam
±30m. Kabarnya keberadaan waduk Pacal yang selama ini amat sangat menunjang
pengairan di Bojonegoro akan digantikan oleh Waduk Gongseng. Kami belum tahu
kejelasannya, ini akan jadi trip selanjutnya.
Kayangan Api atau sumber api abadi adalah tempat kedua
yang kami kunjungi. Terletak pada kawasan hutan lindung Desa Sendangharjo,
Kecamatan Ngasem, Bojonegoro. Kompleks Kayangan Api merupakan fenomena geologi
alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api, tak pernah
padam walau hujan sekalipun. Legenda Kayangan Api atau jalan api menuju
kayangan adalah petilasan dari ki Kriyakusuma, nama samaran dari Empu Supagati,
seorang empu pembuat keris pada jaman Majapahit. Keris
buatannya yang paling ampuh adalah "Dapur Jangkung Luk Telu Blong Pok
Gonjo", embuh iki artine apa. Di
sekitar kompleks lokasi juga terdapat sumber air yang terlihat panas (tapi
sebenarnya tidak), disebut "Banyu Blukuthuk". Konon di Banyu
Blukuthuk inilah Empu Supagati menempa keris, tombak dan cundrik pusaka
buatannya. Banyu Blukuthuk juga dipercaya mampu sembuhkan penyakit dan bawa
keberuntungan oleh penduduk sekitar. Berjarak kurang lebih 5 meter dari Banyu
Blukuthuk terdapat pohon yang tergolong aneh. Pohon ini memiliki 2 akar yang
tumbuh dari 2 tempat yang berbeda, kemudian bersambung jadi satu pada
ketinggian sekitar satu setengah meter. Pohon ini bentuknya menyerupai pintu
gerbang. Splendid!
Destinasi terakhir pada trip kali ini yakni Stadion
Letjen H. Soedirman, terletak di kota Bojonegoro, Bojonegoro. Stadion
berkapasitas 20.000 orang, dibangun pada 1980 dan diresmikan pada 1983 kemudian
mengalami renovasi pada 2010. Pemilihan nama diinspirasi dari Letjen H.
Soedirman yang merupakan salah satu pahlawan nasional dari Bojonegoro. Dulu
pernah nonton Persibo disini, sayangnya sekarang klub sepak bola kota kamu sudah
hilang dari peredaran embuh nendi.
Setiap kota pasti miliki stadion kebanggan, dan Letjen H. Soedirman benar-benar
kebanggaan cah jenogoro!
Trip hari itu harus berakhir, dan kami pulang membawa
bekal kebahagiaan, sedikit puas karena telah nikmati dan kenali kota kami lebih
dekat, dari sudut pandang yang juga lumayan asyik. Aku dan Alvin saat jalan
pulang kemudian obrolkan tempat-tempat keren lain yang harus di ulik dari
Bojonegoro. Bojonegoro Social Adventure, gogogo! #exploreBojonegoro
#discoverBojonegoro