Saat sedang kesepian apa yang biasanya kau lakukan? Meluk lutut sendiri?
Sekarang aku sadar penggunaan pemilihan kata dalam lirik lagu System of a Down yang Judul Lonely Day, disana digunakan the most loneliest day yang sedikit nyalahi aturan, walau aku cuma sedikit nguasai bahasa Inggris tapi di SMA sudah diajarkan. Most tidak dapat digunakan kalau sudah menggunakan '-est'. Aku sadar ternyata 'the most loneliest day' disini digunakan untuk menggambarkan benar-benar sepinya hari si penulis lagu, mungkin sepi sesepi-sepinya seperti yang dirasa saat ini.
Aku biasanya tak bingung untuk ngisi waktuku, ada banyak buku di rak kamar tapi sudah kubacai semua, ada banyak game yang aku ndak begitu hobi mainkannya, ada Al-Qur'an terjemahan yang sastranya belum pernah kubacai, lapangan rektorat untuk tempat nongkrong sendirian juga masih asyik, lampu bohlamnya masih syahdu kok. Tapi, tapi... Sudahlah, masih selalu ada lantai untuk bersujud, masih selalu ada bayangan senyum bapak bunda dan uglik disana, masih banyak tempat yang belum kujumpai juga gunung-gunung untuk didaki. Blog ini juga masih kosong, ternyata aku kurang produktif nulis. Pingin juga seperti Soe Hok Gie yang tulisannya dikenal dan dibacai, pingin juga jadi legenda, hahaha aku terlalu ngawur, terlalu congkak dan begitu kosongnya. Ternyata menjadi seorang single fighter (yang meskipun punya banyak teman) tak selalu menyenangkan, benar-benar sebuah hari-hari yang panjang...
Setiap perjalanan, setiap foto, perenungan, gelegar tawa, apapun itu akan selalu terselip sebuah cerita besar disana. Kita berhutang sebuah coretan bahkan pada secangkir kopi, tuliskan, abadikan. Kalau takut mati jangan jadi penulis, katamu? Menjadi mati adalah tak dikenang, dengan tegas aku menentang kalimat Pramoedya Ananta T. Mari berbagi...
Senin, 22 September 2014
Rabu, 17 September 2014
Tips Bela Diri Praktis
Siang ini saat sedang buka
hape kujumpai ada sebuah display picture
pada BBM teman disana yang cukup mengena, mengenai mantan pacar dan semangat
untuk kembali pada kehidupan yang positif. Seketika itu juga tersengat, aku
ingat ada sebuah tulisan yang memang awalnya sudah selesai tapi masih butuh
penyuntingan dimana-mana karena dulunya masih terlalu ‘kotak’. Kubuka direktori
file di leptop, yapp akhirnya ketemu. Project tulisan ini memang sudah lama
terbengkalai, karena mungkin malas dan juga tak ada motivasi. Mumpung lagi
on-fire, okelah mari aku kemon selesaikan tulisan ini.
Dalam tulisan ini aku akan
berbagi sedikit tips bela diri praktis bagi teman-teman yang punya mobilitas
tinggi, seneng traveling, seneng berpergian, atau mungkin bahkan suka nyari
musuh hahaha. Seperti yang kita tahu dengan luas, makin banyak orang-orang
jahat berkeliaran, ada banyak berita di televisi mengenai tindak kriminal,
perampokan, premanisme, pemerkosaan, pembunuhan dan macam-macam. Apalagi bagi
kita anak-anak muda gahol yang sering mbolang, sering berpergian, kemudian ada
juga mahasiswi yang kuliah sampai larut malam dan sedang ada proyek pembangunan
kampus dengan banyak kuli disana yang patut juga untuk diwaspadai.
Satu yang harus diyakini
adalah bahwa semua yang kita miliki saat ini, harta benda, keluarga, teman atau
apapun itu, merupakan titipan dari Tuhan yang dipercayakan Tuhan ke kita, adalah sebuah
kewajiban mutlak untuk menjaganya. Saat
mungkin nanti terjadi situasi demikian, seperti misalnya
terjadi penyerangan di jalan, penodongan, pengeroyokan, bagaimanapun pintarnya,
jeniusnya kita,
hubungan diplomasi yang kita tawarkan
tak akan pernah diterima dengan legowo
oleh mereka para gondes-gondes.
Pikirkan bahwa, bayangkan saja
mereka adalah orang jahat yang terbiasa hidup curang, hanya tahu hukum rimba “yang
kuat yang menang”, mereka rela lakukan apa saja untuk tujuan mereka. Berikut ini tips bela dirinya, dicatet sambil digerakkan
dikit-dikit ya:
·
Jangan bimbang. Saat terjebak dalam situasi
demikian jangan pernah beri waktu pada kebimbangan untuk menyergap mental kita, putuskan dengan cepat langkah
apa yang harus dilakukan. Cepat baca situasi, apakah diplomasi masih berlaku ditujukan pada gondes-gondes atau
hanya akan jadi omongan usang
yang hanya akan sia-sia saat kita
tawarkan.
·
Yakin dan pasrah, ini nih prinsip hidup paling tinggi milik orang Jawa (kebetulan
aku Jowo tulen e ya jadinya tahu). Pasrah maksudnya Tuhan bisa saja ngambil
semuanya dari kita tiap saat, pasrah bahwa takdir dan putusan Tuhan itu mutlak dan ndak ada yang berani mbantah.
Yakin, bahwa usaha untuk membela yang benar akan bawa kebaikan dan kemenangan. Keduanya memang
terkesan kontradiktif, bertentangan, tapi memang itulah yang diajarkan.
·
No
rules!! Ini bukan gelanggang berisikan para atlet bela diri
yang bertanding dengan memperhatikan berbagai aturan rumit. Pikirkan, mereka
penjahat, mereka terbiasa melakukan kecurangan dalam hidup mereka, dan kali ini mencoba
merebut sesuatu yang berharga dari kita.
Kalau dipikir mereka ndak akan berepot-repot ria menunjukkan sportivitas
ke kita. Yang ada didepan
mereka gondes-gondes hanya sebuah
ambisi mencelakai. Dan kita pun
tak seharusnya terpaku pada aturan.
·
Tak usah pikirkan nasib lawan. Seandainya
ada gondes yang menyerang kita tiba-tiba dijalan, mereka
ndak akan pernah mau
repot-repot mikirkan nasib kita.
Karena itu, sekedar saran, kesampingkan
semua
aspek moralitas dan sportivitas barang sejenak. Prioritaskan keselamatan
pribadi atau orang-orang yang disayangi
diatas segalanya. Lagi pula, ndak ada
jaminan kita hanya bakal diserang satu orang gondes, bisa saja gondes manggil teman-temannya.
·
Duel. Pastikan saat semua usaha
diplomasi kita gagal
dan musuh mulai menyerang, tak ada pilihan lain selain menghadapi dengan
berani. Menjadi tak gentar itu memang susah, namanya pasti
juga ada rasa takut yang mencekam saat baru dihadapkan dalam situasi demikian, tapi
setidaknya cobalah bermuka kuat dan kokohkan mental. Jangan
mudah terintimidasi oleh gondes,
muka mereka memang serem, horror dan jelek, pake anting-anting, tato,
celana robek-robek, otot besar kaya Hulk
hitam, tapi jangan biarkan semua
itu mengintimidasi. Ambil semua yang ada
disekitar untuk digunakan sebagai senjata untuk
nyerang, semuanya halal dalam rangka membela diri.
·
Gaya bertarung. Hindari
bergumul terlalu dekat dengan lawan seperti
atlit gulat. Kita ndak pernah
tahu kalau mereka para gondes nyelipkan
sebilah pisau buat nikam kita kan.
Bila terjebak dengan situasi demikian, gunakan hanya siku dan lutut untuk
menyerang objek terdekat dari musuh kita,
gondes. Tendangan dan pukulan kurang efektif dalam situasi
pertarungan jarak dekat. Kripen/kuncian
anggota badan musuh yang memungkinkan musuh ndak
bisa gerak saat ada kesempatan.
Tapi kalau kebalik kita yang kekunci
misal leher kecekik ala Jhon cena WWE, ambil jari kelingking si gondes dan pisahkan agak jauh
dari jari-jari lainnya, patahkan jari
kelingkingnya
dan jangan ragu. Ini yang
benar-benar kupelajari, ndak ada teori manapun yang nentang bahwa kelingking
lebih kuat dari lima jari.
·
Langsung serang bagian
vital. Ini untuk nghemat
energi, apalagi saat
lawan lebih dari satu gondes.
Sasaran serang paling vital ada di Kemaluan,
leher, dan mata, apabila ketiganya terhantam dengan keras ndak ada alasan untuk gondes bangkit kembali. Ketiga
titik vital ini adalah bagian tubuh sensitif yang apabila diserang akan
menimbulkan efek fatal bahkan kematian. Serang kemaluan dengan tendangan
rendah, atau saat
terjadi pergumulan, gunakan lutut untuk menyerang tepat disasaran. Gunakan
pukulan untuk menyerang leher bagian depan, pastikan sasaran hanya ada diatas
dada-dibawah dagu. Gunakan pukulan keras terarah, ingat hanya leher bagian
depan sasaran gondes. Walaupun nantinya pukulan yang mengarah ndak terlalu mengenai inti
sasaran, tapi leher depan sangat peka terhadap rasa sakit karena ndak ada tulang yang
melindungi disana sehingga titik ini jaadi
titik
serangan vital. Yang ketiga
adalah mata, serang dengan jari-jari, ataupun dengan debu atau pasir untuk setidaknya
membuat gondes kesulitan liat pergerakan
kita. Jeda waktu buta ini
bisa dimanfaatkan buat
lancarkan serangan final atau kabur minta pertolongan dari
sekitar, tinggal pilih mana yang dirasa paling efektif untuk nyelamatkan diri.
Kenapa ulu hati tidak dimasukkan dalam titik vital sasaran serangan? Karena pasti bakal sangat sulit
menyerang titik ini apalagi saat
kita mengahadapi gondes yang gesit dan lincah. Kemudian juga
efek kejut dan sakit
yang ditimbulkan dari serangan ini kurang terasa, sehingga musuh akan cepat pulih dari serangan. Titik
ulu hati namun demikian juga bisa digunakan sebagai titik serangan alternatif.
·
Serang bagian
persendian. Lutut dan siku musuh, apabila dilumpuhkan akan memberikan rasa
sakit yang tak tertahankan dan membuat nyali musuh kita para gondes rontok untuk
melanjutkan pertarungan. Gunakan hanya tendangan rendah dengan sasaran lutut
atau kemaluan. Bisa
yerangnya dari samping ataupun dari depan, tapi hanya dengan menggunakan
telapak kaki atau tungkai untuk mengantisipasi kerasnya tulang lutut musuh dan
memberi tenaga dorongan lebih bagi tendangan
kita. Saat akan
matahkan
lutut atau siku, lakukan dengan berani dan jangan sisakan keraguan sedikitpun.
Tekan dengan kuat lutut musuh dengan tendangan
tungkai, siku dengan tangan anda. Patahkan, patahkan, patahkan! Ndak boleh ngasihani musuh seperti
mereka yang juga ndak bakalan mengasihani
kita. Sekali lagi ingat, para gondes ini ndak
akan mikirkan nasib kita
dan kita sebaiknya juga lakukan
apa yang musuh lakukan dalam rangka lindungi diri atau lindungi teman-teman kita.
·
Daun telinga saat tertarik dengan keras
juga bisa sobek. Ingat, semua
halal dalam rangka bela diri.
·
Manfaatkan kondisi
sekitar. Semua yang ada disekitar kita,
batu, tumpukan balok kayu, apapun bebas diambil dan dimanfaatkan. Jangan gengsi
untuk sok sportif melakukan pertandingan tangan kosong layaknya laki sejati,
ini bukan gelanggang. Sekelas Jacky
Chan aja dalam filmnya Rumble in the Bronx gunakan alat
disekitarnya saat dikeroyok sekelompok geng motor kok.
·
Pandai mencari tempat. Positioning
harus sangat diperhatikan. Selalu
posisikan diri ditempat yang sulit dijangkau musuh, namun mudah buat nyerang mereka. Saat lawan lebih dari satu
orang, hindari posisi di tengah yang memungkinkan kita mudah terkepung. Cari
tempat yang lapang dan luas kalau memang ada.
Tentukan musuh yang menurut kita paling
lemah diantara para gondes dan
segera secepat kilat serang bagian vital musuh terlemah tersebut apabila posisi dan kesempatan
memungkinkan. Ini penting untuk mengurangi musuh dari yang terlemah, karena
jika kita biarkan akan jadi duri yang
ngerepotkan, juga dalam usaha kita
buat nghemat energi
menghadapi musuh yang dirasa sulit dikalahkan. Hindari ngeluarkan serangan-serangan
yang ndak perlu seperti tendangan serampangan, pukulan acak-acakan atau apapun
itu. Hal ini hanya akan mengakibatkan kita
cepat
kehabisan energi. Cari tempat yang lebih tinggi dari musuh, hukum gravitasi
dapat membantu memperkuat serangan kita.
Apabila kita punya partner atau teman dalam bertempur,
usahakan saling menutupi atau mengcover blindspot
teman yakni punggung. Saling tempelkan punggung, percayakan punggung (blindspot atau titik buta yang mustahil
ditangkap mata) pada rekan bertarung dan
lakukan serangan seperlunya sampai kondisi dapat teratasi.
·
Sesuaikan dengan
situasi. Jangan berharap akan terjadi situasi yang ideal. Bukan situasi yang
harus menyesuaikan dengan kita,
tapi kita yang harus nyesuaikan
dengan situasi. Lakukan apapun menyelamatkan diri atau teman-teman kita, apapun. Jangan
sungkan minta tolong apabila kita berada
dekat dengan keramaian yang memungkinkan sang gondes diringkus ramai-ramai. Apapun sah dalam
rangka menyelamatkan diri.
·
Atur emosi. Jangan
percaya sama Naruto dan Kyuubi yang kalau makin emosi bakalan makin berkekuatan
besar, hoax. Faktanya, orang yang
emosi hanya akan ngeluarkan serangan
serampangan dan tak bertenaga. Usahakan jaga emosi, kalau bisa pancing emosi musuh, ludahi
muka gondes, atau keluarkan kata
kotor untuk mancing emosi gondes.
Ketika mereka emosi, saat itu kesempatan kita
untuk
meringkus sang gondes
dengan melancarkan serangan tenang tapi tajam langsung ke sasaran vital.
Tulisan
ini aku gagas karena saat ngelamun selalu khawatir sama hal-hal buruk yang
mungkin suatu waktu menimpa diri ataupun orang-orang yang kusayang. Semuanya kutulis
tulus untuk berbagi apa yang bisa
kubagikan kepada kalian, bukan malah buat nyebarkan kejahatan, bukan
untu lagak ataupun untuk dapat
pujian. Ditulis berdasar pengetahuan yang pernah dipelajari secara nyata serta masukan
dari berbagai sumber.
Dalam tulisan ini aku terimakasih sama mas-mas pelatih yang udah ngehajar selama 2 tahun dengan tangan besi namun berdedikasi tinggi dan tanpa pamrih, mas Wahyu (Jecky, yang pegang piala), mas Solikin, mas Rahmad, mas Rudi, mas Samson dan mas-mas pelatih lain, juga dulur-dulur setunggal kecer dan teman sparring paling yahud, Hartono koreng (yang ngajakin aku latihan pencak di PSHT, gambar atas, mukanya emang kaya Hulk abaikan saja), Huda gudel, Dedik, somad, Amir, Toples, Yanto menyak (yang matahkan tanganku dulu waktu seleksi atlit, ayo gelut maneh) dan dulur-dulur lain. Terus buat dedekku si Uglik, ayo semangat latihan Karate-nya, mas nungguin sabuk hitammu di rumah biar nanti kita bisa sparring :p
Salah satu budaya luhur nenek moyang Indonesia kita adalah Pencak Silat, mengajarkan kesopanan, kekuatan mental dan ketahanan fisik, juga mendekatkan diri ke Tuhan, mari lestarikan. Digambar ini ada pak Wowi yang warga Pencak silat Setia Hati Terate, ada juga pak Wowo yang ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Pak wowo itu mbah kakungnya warga SH Terate juga. Bangga juga aku jadi pesilat SH Terate, huahaha ini cuman intermezzo aja kok.
Terimakasih dan Semoga bermanfaat, salam budaya !
Langganan:
Postingan (Atom)